BRIN Ungkap Sejumlah Penyakit Zoonosis Ada di Indonesia

Penulis: usamah

BRIN Ungkap Sejumlah Penyakit Zoonosis
Ilustrasi-Petugas kesehatan Menyatukan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan untuk mencegah pandemi berikutnya (PBB Indonesia)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Berdasarkan riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Beberapa zoonosis ada di Indonesia, termasuk rabies, antraks, avian influenza, dan helminthiasis.

Berikut rangkuman riset yang dilakukan para peneliti Pusat Riset Veteriner (PRV) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam mengendalikan penyakit zoonosis.

1. Rabies

Pemberantasan rabies dapat dilakukan melalui dua pendekatan. Yaitu, berdasarkan pendekatan zona dan pendekatan tahapan.

Pendekatan zona dapat ditentukan dari kondisi geografis terjadinya kasus rabies. Sedangkan pendekatan tahapan mengadopsi stepwise approach towards rabies elimination (SARE).

BACA JUGA: BRIN Temukan Ngengat Jenis Baru Hama Perusak Tanaman Cengkeh

“SARE dikembangkan sebagai alat perencanaan, pemantauan, dan evaluasi One Health yang praktis untuk memandu, mengembangkan, dan menyempurnakan program pengendalian rabies,” kata Peneliti PRV BRIN Agus Wiyono seperti tTeropongmedia kutipdari laman resmi BRIN, Minggu (7/4/2024).

2. Antraks

Di Indonesia, hewan yang terinfeksi antraks mayoritas dikubur. Karena jika dibakar, akan memakan biaya besar.

Pengendalian antraks dapat dilakukan dengan menerapkan tata laksana hewan hidup dan lingkungan yang tercemar. Upaya lain untuk pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi terhadap hewan.

3. Cacing Nematoda Trichuris dan Cacing Cestode Hymenolepis

Beberapa penyakit parasit bersumber dari satwa primata yang juga bersifat zoonosis. Peneliti PRV BRIN Nanis Nurhidayah mengungkapkan, kasus tersebut pernah dialami primata di Bako National Park, Sarawak Malaysia, yang terinfeksi cacing nematoda trichuris. Pencetus penyakit tersebut disebabkan banyak faktor, di antaranya makanan dan lingkungan.

Dijelaskan Nanis, salah satu penyakit pencernaan yang dialami primata disebabkan oleh soil-transmitted helminths. Penyakit ini memiliki kaitan erat dengan aspek sanitasi dan higienis, serta ketersediaan air bersih. Dampak infeksinya dapat menyebabkan tumor, anemia, bahkan malnutrisi.

4. Protozoa Cryptosporidum

Penyakit infeksi lainnya adalah protozoa cryptosporidum. Kasus kriptosporidiosis pernah mewabah pada 2022. Penyakit parasit ini disebabkan kontaminasi jus dan sayuran segar yang dikonsumsi.

Nanis mengingatkan, prinsipnya, untuk memutus mata rantai penyakit zoonosis, disarankan untuk menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.

 

 

(Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Pria cabuli anak laki-laki
Pria di Bogor Diduga Cabuli Anak Laki-Laki, Keluarga Korban Tangkap Pelaku
Arbani Yasiz
Arbani Yasiz Resmi Lamar Raissa Ramadhani
One Piece 1152
One Piece 1152 Siap Rilis 22 Juni, Cek Spoilernya!
Sal Priadi
Tangis Sal Priadi Pecah Usai Kehilagan Gustiwiw
Mayat tanpa identitas di Losmen
Wanita Tanpa Identitas Tewas di Losmen Windu Kencono Malang
Berita Lainnya

1

Mengawal Janji Konstitusi: Pendidikan Dasar Gratis Untuk Siapa?

2

Pattern Recognition dalam Psikologi Kognitif: Mekanisme, Fungsi, dan Faktor yang Mempengaruhinya

3

Coding dan AI: Senjata Belajar di Era Society 5.0

4

Gustiwiw Meninggal Tragis di Kamar Mandi, Polisi Ungkap Kronologinya

5

DJP Jawa Barat Sita 133 Aset Penunggak Pajak Senilai Rp16,69 Miliar
Headline
batu bara china di indonesia
Jangan Kaget! Peredaran Batu Bara China di Indonesia Makin Meluas
487281379_1075319464403975_6053229546435365057_n
Ketangguhan Zarco Tak Bisa Tutupi Luka Honda, Aleix Espargaro Buka-bukaan Masalah RC213V
Chelsea
Chelsea Bungkam LAFC 2-0 di Piala Dunia Antarklub 2025
Piala Presiden 2025 Akan Digelar di Dua Stadion, Berikut Jadwal Lengkapnya 
Piala Presiden 2025 Akan Digelar di Dua Stadion, Berikut Jadwal Lengkapnya 

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.