BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung, Jawa Barat, mulai melakukan identifikasi ribuan rumah yang rentan terdampak gempa, menyusul meningkatnya aktivitas Sesar Lembang.
Langkah tersebut menjadi bagian dari strategi mitigasi untuk meminimalisir risiko kerusakan bangunan dan korban jiwa apabila jika gempa besar terjadi.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bandung, Didi Ruswandi, menyebut hingga saat ini sudah ada sekitar 1.000 unit rumah yang diidentifikasi tingkat kerentanannya. Proses ini dilakukan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Universitas Katolik Parahyangan (Unpar).
“Rumah-rumah itu nanti dipilah, mana yang tahan gempa dan mana yang tidak. Identifikasi dilakukan di setiap kecamatan untuk mengetahui kondisi riil di lapangan,” kata Didi Ruswandi, Selasa (26/8/2025).
Jika hasil kajian menemukan rumah yang tidak layak secara struktur, BPBD menyiapkan skenario alternatif berupa penyediaan meja kokoh yang bisa digunakan sebagai ruang lindung darurat saat gempa.
“Kalau membangun ulang butuh biaya besar dan waktu lama, sementara syarat renovasi rumah lewat APBD juga ketat. Jadi solusi yang paling logis adalah menambah kapasitas masyarakat salah satunya dengan meja kokoh sebagai tempat berlindung,” ucapnya.
Didi juga menambahkan, opsi renovasi rumah dengan anggaran pemerintah memiliki keterbatasan regulasi.
BACA JUGA
Sesar Lembang Masuki Siklus Aktif, BPBD Bandung Gencarkan Edukasi Tanggap Gempa
Misalnya rumah di atas lahan bukan milik pribadi tidak bisa dibiayai oleh APBD, sementara dukungan dari CSR juga belum memadai.
“Fokus utama saat ini adalah meningkatkan kesiapsiagaan warga. Minimal setiap rumah memiliki ruang lindung sederhana untuk menekan risiko saat terjadi gempa,” ujarnya.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Pemkot Bandung dalam menghadapi potensi gempa dari Sesar Lembang, yang menurut para ahli sudah memasuki siklus aktifnya.
(Rizky Iman/Aak)