BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kesuksesan Bojan Hodak di kancah sepak bola Asia Tenggara terus berlanjut usai mencetak sejarah lewat gelar juara secara back to back. Prestasinya juga semakin lengkap dengan raihan pelatih terbaik dalam dua musim beruntun.
Namun sebelum meraih juara di Indonesia, prestasi tersebut sudah diukirnya di berbagai negara di Asia Tenggara. Setelah mendapatkan satu gelar di Liga Kamboja, ia melanjutkan prestasi tersebut di Liga Malaysia.
Tercatat ada 8 gelar yang didapat Bojan saat meracik sejumlah tim di Liga Malaysia, yakni Johor Darul Takzim, Kelantan FC, dan Kuala Lumpur City FC. Adapun satu gelar tambahan bersama Malaysia U-19 di ajang AFF 2018.
Tentu dengan dua gelar di Indonesia, Bojan mengaku adanya perbedaan yang mencolok. Salah satunya ialah atmosfer suporter yang dibentuk atas dasar persaingan antar tim.
Baca Juga:
Pemainnya Mulai Pergi Meninggalkan Persib, Ini Reaksi Bojan Hodak
Euforia Bobotoh Merayakan ‘Back to Back’ Juara Persib Bandung di Liga 1 Musim 2024/25.
“Sekarang di Liga Malaysia hanya ada satu tim yang dominan, jadi sekarang ini perbedaan yang penting,” buka Bojan kepada awak media.
Dengan kedigdayaan satu peserta, disebut Bojan membuat Liga Malaysia kehilangan minat terhadap sepak bola. Sehingga setiap pertandingannya, jumlah penonton selalu tidak stabil.
“Di Malaysia, semua kekuatan terkumpul di satu tim, jadi mungkin itu juga alasan kenapa orang-orang mulai kehilangan minat terhadap liga di sana,” jelas pelatih berusia 54 tahun itu.
Di Indonesia, kekuatan setiap timnya cenderung merata. Hal itu Bojan buktikan dengan banyaknya tim papan bawah yang mampu meraih hasil baik dari tim papan atas. Dengan ini juga, kompetisi lebih kompetitif.
“Kalau soal tim, anda bisa lihat bahwa di sini, tim papan bawah bisa mengalahkan tim papan atas, jadi lebih menarik dan lebih kompetitif,” jelasnya.
Selain itu juga luasnya dataran Indonesia menjadikan kompetisi Liga 1 terasa lebih berat. Yang mana, tenaga setiap tim selalu hampir terkuras di setiap pekannya dan itu perlu disiasati oleh jajaran pelatih.
“Tapi bahkan sebelum itu, jika dibandingkan, perbedaan terbesar adalah soal perjalanan. Karena di Indonesia wilayahnya sangat luas, anda harus bepergian dua hari sebelumnya,” ungkap Bojan.
Dengan panjangnya jarak laga tandang, juga menjadikan setiap tim tak memiliki waktu panjang untuk memulihkan fisik anak asuhnya. Persib juga seringkali meninggalkan latihan taktik demi mempertahankan kebugaran pemainnya.
“Itu sangat melelahkan dan anda tidak punya banyak waktu untuk pemulihan, kadang anda bahkan tidak punya waktu untuk melakukan latihan taktik karena perjalanan,” tutup pelatih berkepala plontos itu. (RF/Usk)