BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Koordinator Bidang Data dan Informasi Geofisika BMKG Bandung, Virga Librian menyebut bencana alam gempa bumi di Pangalengan Kabupaten Bandung dengan magnitudo 4,2 tidak ada kaitannya dengan aktivitas sesar lembang.
“Tidak ada kaitannya dengan aktivitas sesar lembang, karena disitu ada sesar lokal yang berada di sekitar Pangalengan Kabupaten Bandung,” kata Virga, Rabu (8/5/2024).
Namun, jika seandainya sesar lembang tersebut ada aktivitas hingga menyebabkan bencana, pihaknya telah melakukan skenario potensi peta guncangan atau shake map skrnario terkait dampak dari sesar yang ada di Jawa Barat.
“Salah satunya dari sesar lembang, dimana sesar lembang dengan sumber pusgen dan magnitudo maksimum 6,8 itu akan berdampak untuk wilayah Bandung Raya, khususnya dengan skala intensitas 5 sampai 8 MMI,” ucapnya.
Dampak tersebut dapat mengenai beberapa wilayah diantaranya, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Purwakarta, Kabupaten Subang dan sekitarnya.
“Itu dampaknya yang signifikan itu sekitar 5 sampai 8 MMI, dimana kalau kita berkaca pada kejadian gempa Cianjur kemarin itu masih baru masuk skala 6 sampai 7 MMI, mungkin itu dampaknya terhadap bangunan yang tidak sesuai standar, itu akan lebih merusak,” ujarnya
Adapun langkah antisipasi ketika sesar lembang tersebut mengalami pergerakan hingga menimbulkan bencana, Virga berharap dengan adanya informasi seperti hal tersebut masyarakat harus lebih meningkatkan kesiap siagaannya.
BACA JUGA: BMKG Bandung Imbau Masyarakat Tetap Waspada Terhadap Bencana Gempa.
“Bukan malah panik, tetapi meningkatkan kesiap siagaanya melalui langkah mitigasi sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi, itu masyarakat harus mengetahui apa saja yang harus dilakukan sebelum gempa bumi terjadi,” imbuhnya.
“Misalnya, masyarakat itu harus mengetahui kondisi bangunan tempat tinggalnya itu seperti apa, apakah sudah kokoh atau belum apakah sudah ada kerusakan atau belum, kalau sudah ada kerusakan sebaiknya dilakukan perbaikan,” tambahnya.
Langkah kedua, menurutnya dengan menempatkan benda-benda yang berpotensi jatuh sebaiknya digunakan siku pengikat agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
“Menempatkan benda-benda yang berpitensi jatuh, seperti lemari, lukisan, lampu gantung, mungkin untuk lemari itu baiknya seperti dipakai siku pengikat seperti itu dan ditempel ke dinding, sehingga pada saat gempa terjadi tidak akan roboh menimpa diri kita,” katanya
Adapun langkah berikutnya yang bisa meminimalisir kecelakaan, Virga menyarankan agar menyiapkan tas siaga bencana, tas tersebut bukan hanya untuk bencana gempa bumi melainkan untuk bencana yang lainnya.
Adapun isi dari tas tersebut, Virga menyarankan diisi denganc dokumen penting, pakaian ganti, makanan instan siap saji, pluit, dan senter.
“Karena pada saat keadaan tersedak, pada saat kita mungkin tertimpa runtuhan dengan adanya bahan-bahan tersebut seperti makanan, itu bisa untuk menolong kita pada saat keadaan darurat, maupun pluit seperti senter juga bisa membantu tim SAR dalam waktu pencarian, itu akan membantu menyelamatkan diri kita,” pungkasnya.
(Rizky Iman/Usk)