BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Hari raya Idul Fitri dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat, Umuh Muchtar. Meski kesehatannya sempat menurun jelang hari lebaran, namun Umuh Muchtar tetap melanjutkan tradisinya dengan berbagi kebahagiaan kepada sesama masyarakat.
Ia mengatakan, tradisi ini selalu dijalani di setiap hari lebaran. Selain mengunjungi keluarga dan bersilaturahmi dengan masyarakat, momen ini juga menjadi ajang untuk saling memaafkan demi memaksimalkan perjuangan puasa selama 30 hari lamanya.
“Yang terpenting kita selalu silaturahmi bersama keluarga, saudara, sahabat itu yang pentingnya dan kita saling bersalaman saling memaafkan yang penting, semua manusia selalu ada kesalahan selalu ada kekhilafan, yang penting kita silaturahmi di hari raya, Alhamdulillah lebaran yang nikmat hari ini bagi saya,” kata Umuh kepada awak media.
Dalam puasa tahun ini, Umuh mengaku perjalanan ibadahnya cukup berliku karena dihadapkan dengan penyakit, tepat pada sepekan terakhir.
Kondisi tersebut membuatnya harus beristirahat secara intens agar bisa tetap merayakan hari kemenangan dengan cara solat Idul Fitri.
BACA JUGA: Persib U-18 Fitrah Maulana Jaga Nafsu di Hari Lebaran
Atas kondisi tersebut, keluarga besar Umuh juga berkumpul lebih cepat deki memberi dukungan kepadanya. Hingga akhirnya, ia dinyatakan sudah pulih dan bisa hadir di tengah-tengah masyarakat dan memberi sedikit kebahagiaan.
“Saya berbaring semua keluarga pada nangis, habis (bada) Isya keluarga masih pada nengok, setelah itu Alhamdulillah keagungan Allah saya lagi berbaring terus memohon, saya pasrah besok pasti gak bisa ikut solat, saya paksakan harus bisa solat, itu keajaiban dari Allah pas saya ke kamar mandi setelah buang air kecil, semuanya terasa tak ada keluhan seperti ini (bugar),” terangnya.
Tak hanya doa dari banyak pihak, kesembuhannya juga muncul setelah mendengar anak-anak di sekitar kediamannya melakukan takbiran.
Setelah dirasa pulih, Umuh pun mengucapkan rasa syukur sambil mengunjungi beberapa masjid yang memiliki makna tersendiri untuknya.
“Tadinya mau berbaring lagi, cuma mendengar anak-anak takbir saya nangis, ini anak-anak biasanya diperhatikan sama saya, saya berusaha turun dari tempat tidur tidak terasa penyakit pun, saya telepon sahabat saya minta dianter ke mesjid, langsung saya mengunjungi empat mesjid, pertama Al Hikmat, kedua Nurul Iman, ketiga At Taufiq, terakhir Al Mayakub Alhamdulillah keempat mesjid itu anak-anak saya perhatikan, sampai sekarang diberikan kesehatan.” tambah Umuh.
Ketika terbaring sakit, ia menambahkan, pikirannya selalu diselimuti kekhawatiran ketika memasuki akhir bulan Ramadan, terutama untuk kaum yang memerlukan pertolongan.
“Saya kepikiran, ini warga masyarakat mungkin belum beli beras mungkin belum beli baju, apalagi yang lansia terutama saya perhatikan, anak yatim piatu. Di ramadhan dan idul fitri ini menyantuni lansia dan anak yatim di tanjungsari dan gang desa agar mereka bisa menikmati kebahagiaan dan kemenangan di hari raya ini.” tutupnya.
(RF/Dist)