ACEH,TM.ID: Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, komoditas beras jadi penyumbang tertinggi tingkat inflasi di Provinsi Aceh selama Januari 2023.
Akibatnya, Aceh mengalami inflasi 0,68 persen dibanding bulan Desember 2022.
“Untuk inflasi bulanan (mont-to-mont/m-to-m) Aceh sebesar 0,68 persen, angka ini di atas angka inflasi nasional yang tercatat 0,34 persen,” kata Statistisi Ahli Madya BPS Aceh Andariati Afrida di Banda Aceh, Rabu (1/2/2023).
Ia menjelaskan, ada beberapa peristiwa selama Januari 2023 yang dinilai sangat mempengaruhi pada inflasi di Tanah Rencong itu, seperti penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi, intensitas hujan yang menyebabkan banjir di sejumlah wilayah Aceh, kenaikan harga beras sejak Desember 2022 serta kenaikan harga emas.
Andariati mengatakan, beberapa komoditas yang memberi andil inflasi m-to-m di Aceh pada Januari 2023 seperti beras sebesar 0,11 persen, ikan tuna dan emas/perhiasan masing-masing 0,06 persen dan minyak goreng sebesar 0,04 persen.
Sementara komoditas yang memiliki andil deflasi untuk Aceh pada Januari 2023 yaitu bensin sebesar 0,07 persen, jeruk 0,04 persen dan daging ayam sebesar 0,03 persen.
“Jika dilihat dari kelompok pengeluaran m-to-m, maka makanan, minuman dan tembakau terjadi inflasi 1,62 persen dengan andil 0,50 persen. Dan transportasi menurunkan tingkat inflasi Aceh, dengan inflasi minus 0,28 persen dengan andil minus 0,04 persen,” katanya.
BACA JUGA: Erick Thohir: BUMN Bakal Perkuat Industrialisasi Pangan
Andariati menjelaskan pengukuran inflasi Aceh diukur dari tiga kota di Aceh yaitu Banda Aceh, Lhokseumawe, dan Meulaboh (Aceh Barat). Untuk inflasi m-to-m untuk Banda Aceh 0,61 persen, Lhokseumawe sebesar 0,75 persen dan Meulaboh sebesar 0,76 persen.
Inflasi m-to-m tertinggi di Indonesia yaitu Gunung Sitoli dengan inflasi 1,87 persen.
“Penurunan harga beberapa jenis BBM menjadi penahan laju inflasi di Aceh pada Januari 2023, dimana kelompok energi memberikan andil negatif secara m-to-m. Jadi pola ini terjadi di tiga kota inflasi di Aceh baik Meulaboh, Lhokseumawe, dan Banda Aceh,” katanya.
Ia menambahkan hampir dari setiap kota inflasi di Aceh terdapat 3-4 komoditas dari 10 komoditas dengan andil inflasi m-to-m tertinggi dari kelompok makanan.
Seperti Banda Aceh, andil inflasi disebabkan oleh beras, cabai merah dan emas/perhiasan dengan andil 0,06 persen, Lhokseumawe juga beras menjadi andil inflasi tertinggi 0,18 persen dan Meulaboh beras sebesar 0,20 persen.
Sementara inflasi Aceh secara year-on-year, kata Andariati, pada Januari 2023 inflasi gabungan tiga kota tersebut sebesar 5,52 persen. Angka ini juga di atas inflasi nasional yaitu 5,28 persen.
“Jadi Aceh termasuk kota yang inflasinya di atas inflasi nasional,” katanya.
(Dist)