BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Presiden Prabowo Subianto kembali menjadi sorotan publik, kali ini bukan karena kebijakan atau pidatonya, melainkan perbincangannya yang unik dengan konten kreator Bayu Skak.
Dalam sebuah video yang dibagikan akun Skak Studio, terungkap momen ketika Bayu menanyakan kepada Prabowo apakah dirinya mengetahui animasi One Piece anime legendaris asal Jepang yang punya jutaan penggemar di Indonesia.
“Bapak tahu One Piece nggak?” tanya Bayu Skak.
Prabowo yang kala itu masih menjabat Menteri Pertahanan tampak kebingungan.
“One Piece?” ucapnya dengan wajah bingung.
Ia kemudian menjelaskan bahwa dirinya tidak begitu mengikuti serial tersebut.
“Jadi nggak terlalu mengikuti itu,” tambahnya.
Bayu pun mengambil alih penjelasan, bukan dengan menceritakan jalan ceritanya, melainkan mengupas ide kreatif, proses produksi, hingga pengaruh budaya Jepang lewat anime ini.
“One Piece ini spektakuler Pak. Jadi One Piece adalah sebuah karya kreatif yang berasal dari Jepang,” jelasnya.
Menurut Bayu, kesuksesan One Piece adalah contoh bagaimana karya kreatif bisa menembus batas negara dan “menjajah” budaya, dalam arti positif. Ia menyebut banyak anak muda Indonesia yang kemudian tertarik dengan bahasa dan kuliner Jepang.
Bayu juga berharap pemerintah memberi dukungan nyata pada talenta kreatif dalam negeri, termasuk lewat pendanaan untuk produksi anime berkualitas.
Video itu tidak menampilkan reaksi langsung Prabowo atas saran Bayu. Namun, unggahan tersebut menarik perhatian karena dibagikan di tengah ramainya isu pengibaran bendera One Piece yang sempat dianggap beberapa pihak sebagai aksi makar.
“Lagi rame-ramenya bendera One Piece,” tulis caption.
Anime One Piece
Menanggapi isu bendera, Menteri Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Presiden, Prasetyo Hadi, menyampaikan bahwa Presiden Prabowo tidak mempermasalahkan pengibaran bendera One Piece oleh masyarakat.
Menurut Prabowo, hal tersebut hanyalah bentuk ekspresi, asalkan tidak menggantikan atau menurunkan kehormatan bendera Merah Putih.
“Selama bendera Merah Putih tak digantikan dengan bendera atau simbol apapun,” tegas Prasetyo.
Sikap ini sejalan dengan pandangan Deddy Corbuzier, Staf Khusus Menteri Pertahanan RI saat itu. Ia menilai pengibaran bendera One Piece tidak masalah selama posisinya tidak lebih tinggi atau ukurannya tidak lebih besar dari Merah Putih.
Pendapat tersebut merujuk pada ketentuan dalam UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Dalam undang-undang itu ditegaskan, bendera negara wajib dihormati. Tidak boleh digunakan sembarangan, direndahkan, maupun disandingkan secara tidak pantas dengan bendera lain. Merah Putih harus selalu dikibarkan lebih tinggi dan dengan ukuran lebih besar.
Meski awalnya bingung soal One Piece, momen santai antara Prabowo dan Bayu Skak ini menunjukkan bahwa diskusi kreatif bisa berjalan dengan gaya ringan namun tetap bermakna. Dan yang terpenting, Prabowo menegaskan bahwa selama Merah Putih tetap berada di puncak kehormatan, ekspresi kreatif rakyatnya bukanlah masalah.
(Hafidah Rismayanti/Budis)