BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pada KTT Liga Arab 2008 di Damaskus, Muammar Gaddafi memberikan peringatan keras kepada para pemimpin Arab, termasuk Bashar al-Assad, tentang potensi keruntuhan kekuasaan mereka.
Gaddafi menunjukkan eksekusi Saddam Hussein sebagai contoh, memperingatkan bahwa tak ada yang abadi dalam politik. Saat itu, peringatan tersebut diabaikan dan bahkan ditanggapi dengan tawa, terutama oleh Assad.
Namun kini, 16 tahun kemudian, prediksi Gaddafi tampaknya terbukti benar. Suriah, yang dikelola oleh Assad, kini berada dalam kehancuran politik, sementara beberapa pemimpin Arab lainnya juga mengalami nasib serupa. Momen ini kembali menarik perhatian seiring dengan ketidakstabilan yang terus melanda kawasan Arab.
Peringatan Gaddafi yang dulu dianggap remeh kini terasa ironis, mengingat Assad sendiri kini menghadapi krisis besar dalam pemerintahannya. Ketegangan politik yang terjadi di Suriah dan runtuhnya rezim-rezim Arab lainnya menunjukkan bahwa tak ada pemimpin yang bisa merasa aman dalam kekuasaannya, dan kekuatan yang dulu tampaknya kokoh kini terancam runtuh.