Bareskrim: Tersangka TPPO ke Myanmar Tak Dijerat TPPU, Aliran Dana Diselidiki

bareskrim
(web)

Bagikan

JAKARTA,TM.ID : Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri mengungkapkan bahwa mereka tidak akan menjerat dua tersangka kasus perdagangan orang 25 WNI ke Myanmar dengan sangkaan pencucian uang. Meskipun demikian, pihak berwenang akan menyelidiki aliran dana yang terkait dengan kedua tersangka.

Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, menjelaskan bahwa dari hasil penyidikan sementara yang telah dilakukan, belum ditemukan adanya tindak pidana pencucian uang yang dilakukan oleh kedua tersangka tersebut.

“Saat ini belum ada tindak pidana pencucian uang, kami hanya akan menyelidiki aliran dana,” kata Djuhandhani.

Kedua tersangka, yaitu Anita Setia Dewi dan Andri Satria Nugraha, bukanlah pasangan suami istri, melainkan rekan kerja. Mereka ditangkap pada tanggal 9 Mei di Apartemen Sayana, Kota Harapan Indah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Berdasarkan hasil penyidikan, diketahui bahwa kedua tersangka merekrut 16 dari 25 WNI yang menjadi korban TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) di Myanmar. Keduanya akan dijerat dengan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Orang atau Pasal 18 Undang-Undang Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.

Sebelumnya, Djuhandhani telah mengatakan bahwa penyidik telah berkoordinasi dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk melacak aliran dana yang terkait dengan para tersangka, termasuk perusahaan yang terlibat, serta untuk mengetahui apakah tersangka mendapatkan keuntungan dari praktik ilegal yang mereka lakukan.

“Dari hasil pelacakan PPATK, kami akan mengetahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh para pelaku terkait dengan 25 WNI ini,” ungkap Djuhandhani.

BACA JUGA: Mahfud: Saya Kawal Kasus Johnny G Plate

Selama penyidikan, terungkap bahwa kedua pelaku melakukan pola perekrutan dengan menawarkan pekerjaan di Thailand kepada korban melalui kerabat, teman, atau kenalan. Mereka membantu dalam pengurusan paspor korban dan melakukan wawancara melalui fitur panggilan video.

Beberapa korban pekerja migran yang tidak berprosedur ini ditampung di rumah dan apartemen yang dimiliki oleh para tersangka, tempat di mana kedua tersangka akhirnya ditangkap.

Modus operandi dalam kejahatan ini adalah dengan tidak melibatkan perusahaan penempatan pekerja migran dan tidak menggunakan visa kerja. Para korban diberikan surat tugas dari Indonesia yang menyebutkan mereka bekerja di CV Prima Karya Gemilang, serta diberikan tanda pengenal untuk mengelabui petugas Imigrasi.

Selanjutnya, korban diberangkatkan ke Bangkok, Thailand, dengan alasan wawancara.

(Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Final Coppa Italia
Final Coppa Italia 2025: Bologna Ukir Sejarah, Milan Kejar Akhiri Puasa Gelar
Declan Rice
Emmanuel Petit: Declan Rice Layak Disebut Gelandang Terbaik Dunia Saat Ini
jetour g700
Jetour Pamerkan Jetour G700, SUV Amfibi!
Boruto Season 2
Setelah 2 Tahun Vakum, Boruto Comeback dengan Season 2!
Peran Utama Film Gundik
Awalnya Bukan Luna Maya! Anggy Umbara Bocorkan Fakta di Balik Pemilihan Peran Utama Film Gundik
Berita Lainnya

1

Bupati Cirebon Luncurkan Program 'DAKOCAN'

2

Gedung BPJS Kesehatan Cempaka Putih Jakarta Pusat Kebakaran, 19 Unit Mobil Pemadam Dikerahkan

3

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

4

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!

5

Pemain yang Diincar dalam Tim Prabowo
Headline
pemain sirkus OCI
Kisah Tragis Mantan Pemain Sirkus OCI, Disetrum Hingga Makan Kotoran
Mahasiswa HI Unair
Tembus KBRI Turki! Mahasiswa HI UNAIR Ungkap Serunya Magang di Ankara
ASN jakarta wajib naik angkutan umum
Pergub Terbaru, ASN Jakarta Wajib Naik Angkutan Umum Tiap Rabu!
bukalapak defisit
Bukalapak Defisit Rp 10 Triliun, BEI Pertanyakan Keputusan Buyback Saham

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.