BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Band Sukatani dengan genre musik Post Punk yang dibawanya terdengar lebih tajam, terbuka, dan menohok akan kritik sosial.
Kemunculan Band Sukatani dengan lagu berjudul ‘Bayar Bayar Bayar’, seketika membuat syok sekaligus ‘baper’ sebuah institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Post Punk: Genre Musik yang Lahir dari Punk dan Pengaruh Beragam
Post punk, genre musik rock yang muncul pada akhir 1970-an, berkembang sebagai evolusi dari musik punk dengan sentuhan pengaruh non-rock dan avant-garde yang lebih beragam.
Genre ini tidak hanya membawa energi khas punk, tetapi juga memperkenalkan elemen-elemen baru yang memperkaya lanskap musik modern.
Ciri Khas Post Punk
Post punk dikenal dengan karakteristiknya yang unik, antara lain:
1. Lirik yang Kritis
Membahas isu-isu sosial dan politik dengan nada provokatif.
2. Pengaruh Beragam
Menggabungkan elemen funk, elektronik, disko, musik dansa, dan jazz.
3. Teknik Produksi Inovatif
Mengadopsi teknik produksi dub dan disko.
4. Inspirasi dari Seni dan Politik
Memadukan ide-ide dari teori kritis, seni rupa modern, film, dan sastra.
Band-Band Legendaris Post Punk
Beberapa band yang menjadi ikon genre ini antara lain:
- Siouxsie and the Banshees
- Wire
- Public Image Ltd
- The Pop Group
- Cabaret Voltaire
- Magazine
- Pere Ubu
- Joy Division
- Talking Heads
- Devo
Post Punk Revival: Kebangkitan Kembali di Era Modern
Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, post-punk mengalami kebangkitan melalui genre alternative rock dan indie rock.
Band-band baru terinspirasi oleh suara asli dan estetika garage rock tahun 1960-an, new wave, dan post-punk tahun 1980-an.
Beberapa band yang menonjol dalam gelombang ini adalah:
- The Strokes
- Interpol
- The White Stripes
- The Hives
- The Vines
BACA JUGA
Usai Diintimidasi Kini Kapolri Ajak Band Sukatani Jadi Duta Polri
Pasca Lagu ‘Bayar Bayar Bayar’ Band Sukatani Dijegal, Polisi Anti Kritik?
Pengaruh Post Punk pada Musik Modern
Post-punk tidak hanya menjadi fondasi bagi gerakan New Pop, tetapi juga memengaruhi berbagai genre alternatif dan independen.
Karya-karya band post-punk klasik hingga revival terus menginspirasi musisi baru, membuktikan bahwa genre ini tetap relevan hingga saat ini.
Dengan energi yang tinggi, lirik yang kritis, dan eksperimentasi musik yang berani, post-punk tetap menjadi salah satu genre paling berpengaruh dalam sejarah musik rock.
Profil Band Sukatani
Di tengah hiruk-pikuk industri musik Indonesia, muncul sebuah duo band punk yang membawa angin segar dengan suara khas dan pesan-pesan sosial yang kuat.
Mereka adalah Sukatani, grup musik yang terdiri dari dua personel, Muhammad Syifa Al Lufti (Al atau Alectroguy) sebagai gitaris, dan Novi Citra Indriyati (Ovi atau Twister Angel) sebagai vokalis.
Berdiri sejak awal Oktober 2022 di Purbalingga, Sukatani mengambil namanya dari sebuah desa yang dikenal asri dan makmur.
Nama ini bukan sekadar pilihan, melainkan cerminan dari nilai-nilai yang ingin mereka wujudkan melalui musik—sebuah harapan untuk kehidupan yang lebih baik dan bermakna.
Perjalanan Bermusik Novi dan Lutfi
Novi, yang akrab disapa Twister Angel, bukanlah nama baru di dunia musik. Sejak 2013, ia telah aktif sebagai vokalis di sebuah grup musik asal Purwokerto.
Namun, keinginannya untuk terus berekspresi dan menyuarakan keresahan sosial mendorongnya untuk menciptakan proyek baru. Ia mulai menulis lirik-lirik yang penuh kritik sosial dan membagikannya kepada rekannya, Lutfi.
Lutfi, atau Alectroguy, adalah sosok di balik layar yang membantu mengembangkan materi musik Sukatani. Dengan latar belakang musik yang kuat, ia tidak hanya memainkan gitar tetapi juga mengurus produksi digital instrumen drum dan bass.
Tanpa tambahan personel, duo ini mengandalkan teknologi untuk menciptakan suara yang penuh dan dinamis.
Album Perdana: Gelap Gempita
Pada 24 Juli 2023, Sukatani merilis album perdana mereka berjudul **Gelap Gempita**. Awalnya, album ini terdiri dari delapan lagu, tetapi setelah lagu ‘Bayar Bayar Bayar’ ditarik dari platform musik, tersisa tujuh lagu yang penuh makna.
Tujuh lagu tersebut adalah:
1. Sukatani
2. Semakin Tua Semakin Punk
3. Tanam Kemandirian
4. Alas Wirasaba
5. Realitas Konsumerisme
6. Jangan Bicara Solidaritas
7. Gelap Gempita
Setiap lagu dalam album ini adalah cerminan dari keresahan dan harapan Novi dan Lutfi terhadap realitas sosial yang mereka hadapi.
Inspirasi dan Gaya Musik
Sukatani banyak terinspirasi oleh grup-grup Anarcho-Punk era 80-an serta band-band dari gelombang awal Proto-Punk. Namun, mereka tidak hanya berhenti di situ.
Dengan sentuhan produksi digital, duo ini menambahkan elemen synthesizer ke dalam aransemen mereka, menciptakan perpaduan unik antara Street Punk dan musik elektronik.
Novi, yang juga bekerja sebagai buruh, menuangkan pengalaman hidupnya ke dalam lirik-lirik yang tajam dan penuh emosi.
Sementara itu, Lutfi mengolah lirik tersebut menjadi komposisi musik yang energik dan menggugah. Kolaborasi ini menghasilkan suara yang tidak hanya keras secara musikal, tetapi juga kuat dalam pesan.
Misi dan Masa Depan Sukatani
Bagi Novi dan Lutfi, Sukatani bukan sekadar proyek musik, melainkan medium untuk menyuarakan ketidakadilan dan harapan akan perubahan.
Mereka membuktikan bahwa musik punk tidak hanya tentang teriakan dan distorsi gitar, tetapi juga tentang keberanian untuk berbicara dan bertindak.
Dengan album perdana mereka, Sukatani telah menancapkan tonggak awal dalam karier bermusik mereka. Ke depan, duo ini berharap dapat terus berkarya dan menginspirasi lebih banyak orang melalui musik yang penuh makna dan energi.
Sukatani adalah bukti bahwa punk tidak pernah mati—ia hanya berevolusi, dan kali ini, dengan sentuhan elektronik yang segar.
(Aak)