BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Di tengah gempuran tren fashion cepat dan algoritma media sosial, satu siluet klasik justru kembali mencuri perhatian, yakni baggy jeans.
Bukan sekadar potongan celana yang nyaman, baggy jeans menjelma menjadi simbol ekspresi generasi muda yang tengah mencari ruang, baik secara fisik maupun identitas.
Tak banyak yang menyadari bahwa awal mula baggy jeans berkaitan erat dengan sistem penjara Amerika Serikat. Pakaian longgar tanpa ikat pinggang diberikan kepada narapidana sebagai pengaman.
Namun di tangan musisi hip-hop dan komunitas urban 1980–1990-an, pakaian tersebut menjelma menjadi bentuk perlawanan diam terhadap sistem sosial yang menindas.
Saat dunia masih terpaku pada celana fit dan tampilan “rapih”, baggy jeans muncul sebagai kontra narasi, kamu tak perlu menyesuaikan diri untuk diakui. Cukup longgarkan celanamu, dan katakan dunia siapa dirimu.
Lompatan ke era 2020-an dunia berubah, pandemi membuat banyak orang sadar akan pentingnya kenyamanan. Fashion pun bergeser.
Kembali kita lihat celana-celana longgar berkibar di jalanan. Tapi kali ini, bukan hanya soal pembangkangan. Ini tentang self-care dan keseimbangan.
“Banyak orang suka baggy jeans karena nyaman dan kasual, tapi tetap butuh struktur. Padukan dengan atasan yang pas tubuh supaya tetap terlihat rapi,” ujar fashion YouTuber, James Leung.
Sementara itu, content creator fashion Indonesia Farhan Bashel menyoroti sisi ekonomis tren ini.
“Sekarang baggy jeans terjangkau banget, bahkan mulai dari 50 ribuan,” ungkapnya.
Sosial Media: Katalis Nostalgia dan Gaya Baru
TikTok, Instagram, dan Pinterest menjadi panggung virtual di mana baggy jeans mendapat second life. Generasi muda memadupadankan celana longgar dengan estetika 90-an, gaya Y2K, hingga minimalisme modern.
Hashtag seperti #baggyjeans dan #streetwear menjadi wadah untuk memperlihatkan bahwa gaya santai pun bisa tampil powerful.
Para selebriti seperti Billie Eilish dan Justin Bieber ikut menegaskan bahwa “celana kebesaran” kini bukan fashion crime, melainkan pernyataan sikap.
Di balik potongan yang longgar, baggy jeans menyimpan pesan, kenyamanan adalah bentuk kekuatan baru. Ia melampaui mode dan menjadi refleksi cara generasi sekarang memandang dunia lebih fleksibel, lebih otentik, dan lebih berani menunjukkan jati diri.
Dari jalanan Bronx hingga gang-gang di Bandung dan Jakarta, baggy jeans telah berubah dari simbol perlawanan menjadi bahasa mode yang membebaskan.
(Muhammad Amni – Magang/Budis)