BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Homoseksual merupakan orang yang mempunyai ketertarikan dengan sesama jenis dalam aspek seksual, personal, dan emosional atau banyak yang menyebutnya sebagai gey untuk laki-laki dan lesbian untuk perempuan. Lalu, bagaimana cara menyembuhkan homoseksualisme?
Menurut pandangan berbagai organisasi kesehatan ternama, seperti American Psychological Association dan World Health Organization, mengungkapkan homoseksualisme bukanlah penyakit dan tidak perlu “disembuhkan”.
Berbeda dengan Ahli genetik Unair, Melansir dari laman resmi unair, Ahli Genetik UNAIR, dr. Zakiyatul Faizah, M.Kes., menjelaskan, dalam beberapa kasus, individu mungkin memiliki kelainan kromosom, gen, atau hormon yang mengakibatkan jenis kelamin biologis mereka berbeda dengan gender dan seksualitasnya.
Contohnya, individu dengan kromosom XY (laki-laki) namun memiliki preferensi seksual seperti perempuan (transgender perempuan).
“Bisa jadi memang ada kelainan pada kromosom, gen, maupun hormonalnya. Sehingga tidak menjadi laki-laki dan perempuan sempurna, tapi harus benar-benar dibuktikan melalui serangkaian pemeriksaan bahwa benar ada kelainan karena jenis kelamin itu berbeda dengan gender dan seksualitas,” tuturnya, dikutip Jumat (19/7/2024).
Ia juga menambahkan, secara genetik jenis kelamin tidak dapat berubah-rubah.
“Karena seksualitas dipengaruhi oleh banyak hal, bisa jadi memang bisa berubah-ubah sesuai pengaruh yang didapatkan. Tapi secara genetik jenis kelamin itu tidak bisa berubah-ubah,” paparnya.
Penyebab Homoseksualisme
Hingga saat ini, belum ada satu pun penyebab pasti yang diketahui secara ilmiah untuk menjelaskan homoseksualisme. Berbagai faktor kompleks diduga berkontribusi, seperti:
1. Genetik
Penelitian menunjukkan adanya hubungan genetik pada homoseksualisme, meskipun belum ada gen spesifik yang teridentifikasi.
2. Hormonal
Paparan hormon prenatal pada perkembangan janin diduga berperan dalam pembentukan orientasi seksual.
3. Biologis
Faktor-faktor biologis seperti struktur otak dan sistem saraf juga mungkin memiliki pengaruh.
4. Sosial dan Budaya
Pengaruh lingkungan sosial dan budaya, termasuk norma dan ekspektasi gender, juga dapat memengaruhi orientasi seksual.
Konseling dan Dukungan
Bagi individu yang merasa tidak nyaman dengan orientasi seksualnya, konseling dengan psikolog atau psikiater profesional dapat membantu untuk keluar dari orientasi ini, seperti:
- Menerima dan memahami diri sendiri
- Mengatasi stres dan kecemasan
- Mengembangkan hubungan yang sehat
- Menemukan dukungan dari komunitas
BACA JUGA: Produser Kimi No Nawa Ditangkap Kasus Pelanggaran Seksual
Dari artikel di atas, belum ada metode atau pengobatan medis yang terbukti efektif untuk “menyembuhkan” homoseksualisme. Oleh karena itu, bagi seseorang yang ingin sembuh dari dari oerientasi seksual ini, salah satu caranya mampu menerima diri dan mendapatkan dukungan dari lingkungan yang tepat untuk keluar dari zona tersebut.
(Virdiya/Aak)