Asal Usul Quick Count di Indonesia, Mulai Tahun Berapa Ya?

Penulis: Saepul

quick count
Ilustrasi (iStock)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Pemilihan Umum (pemilu) selalu menjadi sorotan masyarakat di Indonesia. Selain sebagai momen demokrasi, ketertarikan masyarakat terfokus pada pengumuman pemenang.

Quick count atau hitung cepat, menjadi metode yang membantu masyarakat mengetahui hasil lebih cepat dari perhitungan resmi oleh penyelenggara.

Namun, sejak kapan ada tradisi hitung cepat tersebut ? Kala Pemilu 2004, yang merupakan pemilu pertama dengan sistem pemilihan langsung presiden dan wakil presiden, masyarakat Indonesia mulai merasakan keingintahuan yang tinggi terkait siapa yang akan memimpin negara.

Asal Usul Quick Count

Quick count menjadi sorotan utama, dan animo masyarakat sangat positif.  Melansir berbagai sumber, Lembaga pertama yang memperkenalkan di Indonesia adalah Lembaga Penelitian Pendidikan & Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES).

Pada 17 September 2004, LP3ES bekerja sama dengan National Democratic Institute for International Affair (NDI), Metro TV, Yayasan TIFA, dan donatur lainnya untuk menyelenggarakannya.

BACA JUGA: Perbedaan Quick Count dan Real Count dalam Pemilu

LP3ES, sesuai namanya, membuktikan bahwa metode ini dapat menghasilkan data dengan cepat. Hanya beberapa jam setelah Pemilu berakhir, LP3ES merilis hasil hitung cepat yang memprediksi Golkar sebagai pemenang dengan persentase 22,7%.

Prediksi untuk pemilihan presiden putaran kedua juga akurat, dengan SBY-Jusuf Kalla memenangkan 62,2% suara.

Detik.com pada 21 September 2004 melaporkan bahwa hasil final quick count LP3ES memiliki tingkat akurasi tinggi, dengan selisih rata-rata di bawah satu persen dari hasil resmi KPU.

Dalam perhitungan resmi KPU, SBY-JK memenangi Pemilu dengan persentase 60,62%, sementara Golkar meraih 21,58% suara.

Kontribusi Penting untuk Kelangsungan Setiap Pemilu

Keberhasilan LP3ES dalam memprediksi hasil Pemilu lebih cepat menjadikan sebagai tradisi tak terpisahkan dari setiap penyelenggaraan Pemilu di Indonesia, baik tingkat nasional maupun daerah.

Metode ini memberikan kontribusi penting dalam memberikan informasi cepat kepada masyarakat, mengurangi ketegangan dan ketidakpastian pasca-Pemilu.

Quick count bukan hanya sekadar metode penghitungan cepat, tetapi juga memiliki peran penting dalam menentukan arah politik dan masyarakat.

Kecepatan informasi yang dihasilkannya memungkinkan masyarakat merespons hasil Pemilu dengan lebih cepat, menciptakan suasana yang lebih transparan dan partisipatif.

 

(Saepul/Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Suyou
Hero Suyou Mulai Jarang Dipakai di MLBB S37, Kenapa Ya?
Hasto Paw
Disebut sebagai Investor Suap PAW, Hasto Terkena Getah Saiful Bahri?
Ridwan Kamil
Ridwan Kamil Gugat Balik Lisa Mariana Rp105 Miliar, Netizen Ikut Komentar
Agung Yansusan
Agung Yansusan: Aspirasi Masyarakat Harus Diperjuangkan
Real Madrid
Real Madrid Libas RB Salzburg 3-0 di Piala Dunia Antarklub 2025
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

Telkom University Gelar Pelatihan Literasi Digital dan Etika AI bagi Remaja Kelurahan Tamansari Bandung

3

Daftar Pajak Isuzu Panter 2024, Lengkap Semua Tipe!

4

Erwin Gaungkan Perang terhadap Bank Emok: UMKM Harus Naik Kelas, Bukan Terjerat Utang!

5

Setelah Diresmikan Persib, Alfeandra Dewangga Diminta Bobotoh Untuk Hitamkan Rambut
Headline
Farhan Akui Bandung Masih Gelap, Segera Perbaiki PJU
Farhan Akui Bandung Masih Gelap, Segera Perbaiki PJU
Skuat Persib Bandung di Piala Presiden Diduga Bocor 
Skuat Persib Bandung di Piala Presiden Diduga Bocor 
Prakiraan Cuaca BMKG
Mau Liburan? Cek Cuaca Hari Ini, Mayoritas Wilayah Indonesia Hujan dan Berawan Tebal
Manchester City
Manchester City Lolos ke Fase Gugur Usai Libas Juventus 5-2 di Piala Dunia Antarklub 2025

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.