CIREBON, TEROPONGMEDIA.ID — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginisiasi pembentukan badan koordinasi penanganan sungai di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning).
Tujuan dibentuknya badan koordinasi penanganan sungai di wilayah Ciayumajakuning guna mengatasi ancaman banjir lintas daerah yang semakin hari kian kompleks.
Menurut Tenaga Ahli BNPB Ary Laksmana Widjaja, lembaga koordinasi ini akan bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), dengan Kota Cirebon sebagai koordinator utama di bawah koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Cirebon Jadi Pusat Koordinasi
Pemilihan Cirebon sebagai pusat koordinasi didasarkan pada tingginya kerentanan wilayah ini terhadap banjir.
Kota yang terletak di dataran rendah (0-136 mdpl) dan dilintasi beberapa sungai besar ini telah menetapkan status siaga darurat banjir dan cuaca ekstrem sejak 1 November 2024 hingga 31 Mei 2025 melalui Surat Keputusan Wali Kota Nomor 314/2024.
Berdasarkan kajian inaRISK BNPB, lima kecamatan di Cirebon masuk dalam kategori bahaya banjir sedang hingga tinggi.
Wilayah-wilayah tersebut merupakan daerah aliran sungai utama seperti Sungai Kedung Pane, Sukalila, Kesunean, dan Kalijaga yang bermuara ke Laut Jawa.
Ary menegaskan bahwa kolaborasi antarwilayah sangat penting mengingat kondisi geografis Ciayumajakuning yang saling terhubung.
“Perubahan pola musim hujan yang sulit diprediksi menuntut pendekatan terpadu dalam mitigasi banjir,” ujarnya.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas daerah dalam mengurangi risiko bencana sekaligus meningkatkan ketahanan masyarakat menghadapi ancaman hidrometeorologi.
(Aak)