BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Isu penjadwalan turnamen tenis kembali mencuat setelah Anna Kalinskaya meluapkan kekesalannya usai kemenangan dramatis di Cincinnati Open 2025.
Petenis peringkat 34 dunia itu mengalahkan unggulan ke-12, Ekaterina Alexandrova, lewat laga tiga set 3-6, 7-6, 6-1 yang baru berakhir pukul 2.30 dini hari waktu setempat.
Kemenangan itu bukannya membawa euforia, melainkan masalah baru. Kalinskaya dijadwalkan kembali bertanding di perempat final menghadapi Iga Swiatek hanya delapan setengah jam kemudian, tepat pukul 11.00 siang. Waktu tidur yang sangat singkat membuatnya mengeluh soal pemulihan fisik yang nyaris mustahil.
“Bagaimana bisa pihak WTA dan turnamen mengharapkan kami tampil dengan performa terbaik ketika jadwalnya seperti ini?” tulis Kalinskaya di media sosial.
“Saya pulang dari venue pukul 2.40 dini hari, baru tidur pukul 4.00 pagi, dan beberapa jam kemudian sudah harus kembali ke lapangan,” lanjutnya.
Baca Juga:
Iga Swiatek Apresiasi Perlindungan WTA Usai Alami Insiden di Miami Open
Komentar Kalinskaya menguatkan kritik yang disuarakan Swiatek sejak musim lalu. Petenis nomor satu dunia itu menilai masalahnya bukan hanya pada satu turnamen, melainkan pola sistem yang tak berpihak pada kesehatan atlet.
“Jadwal tenis terlalu padat. Orang bilang saya bisa memilih tidak ikut banyak turnamen, tetapi ada begitu banyak turnamen wajib dan hampir tidak ada waktu untuk berlatih atau istirahat,” kata Swiatek.
“Musim baru bahkan dimulai 29 Desember. Kami tidak punya jeda yang cukup, dan akibatnya kualitas permainan menurun, risiko cedera meningkat, dan fans pun kehilangan kesempatan melihat kami tampil maksimal,” sambungnya.
Swiatek menegaskan, perubahan jadwal bukan sekadar soal mengatur satu pertandingan yang berakhir larut malam. Ini tentang mendesain ulang kalender kompetisi agar para pemain bisa menjaga performa sepanjang tahun tanpa mengorbankan kesehatan.
Kalinskaya hanyalah contoh terbaru dari dampak penjadwalan yang ketat. Di balik sorotan lampu stadion dan sorak-sorai penonton, ada realitas yang kerap terlupakan: jam biologis atlet tidak bisa dipaksa mengikuti ritme bisnis olahraga semata.
(Budis)