JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, meminta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur untuk memastikan tidak ada lagi warga yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) usai ditetapkan BNPB. Hal ini merespons erupsi dahsyat Gunung Lewotobi Laki-laki, Jumat (1/8/2025) malam.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menekankan aktivitas gunung yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, masih terpantau tinggi pada Sabtu (2/8). Status AWAS juga sudah diberlakukan sejak 17 Juni 2025.
Baca Juga:
Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki- laki Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar
“Tolong Bupati Flores Timur ingatkan lagi kepada warga bahwa gunung ini sudah meletus terus, sudah tidak aman sehingga semua warga harus keluar dari wilayah KRB, jangan lagi ada masyarakat yang kembali ke kampung asalnya,” kata Suharyanto dalam keterangan pers tertulis, dikutip Minggu (3/8/2025).
Erupsi kali ini tidak memakan korban jiwa, namun BNPB mendapati masih ada warga Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, yang belum meninggalkan kawasan rawan bencana. Karena itu, Suharyanto mendorong pembangunan huntara tahap III. Saat ini, pembangunan huntara tahap III untuk warga terdampak masih berlangsung.
Terdapat 68 kopel dari 100 kopel yang direncanakan akan terbangun. Targetnya, kata dia, seluruh warga terdampak erupsi yang saat ini masih menempati tenda pengungsian bisa menghuni huntara III pada pertengahan bulan Agustus 2025.
Sebagai informasi, sejak awal 2024 hingga bulan Agustus 2025, PVMBG mencatat telah enam kali menetapkan status AWAS atau Level IV untuk Gunung Lewotobi Laki-laki.
Gunung berketinggian 1.584 Mdpl ini punya karakteristik erupsi eksplosif yang menghasilkan lontaran material pijar dan endapan abu. Selain itu, gunung ini berpotensi erupsi magmatis yang menghasilkan kubah lava, aliran lava, dan awan panas guguran. (_usamah kustiawan)