BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Air liur atau ludah seringkali dianggap dapat sembuhkan luka, tapi apakah ini benar atau hanya sekedar mitos belaka?
Ketika mengalami luka kecil, beberapa orang pasti menyarankan untuk menyembuhkannya dengan air liur, sebagai obat alami. Air liur sendiri ialah cairan yang diproduksi oleh kelenjar ludah di dalam mulut.
Fungsi ludah sangat penting dalam menjaga kesehatan mulut dan pencernaan, namun banyak yang tidak mengetahui air liur juga memiliki sifat penyembuh.
Melansir Winchesterhospital, seorang farmakolog di St. Bartholomew’s Hospital, Nigel Benjamin, menyatakan menjilati luka dapat membantu proses penyembuhannya.
Ketika air liur manusia bersentuhan dengan kulit, nitrit yang secara alami terdapat dalam air liur akan berubah menjadi oksida nitrat. Senyawa ini efektif dalam melindungi luka dari bakteri berbahaya. Oksida nitrat juga bisa dimanfaatkan sebagai obat untuk mencegah infeksi selama proses pengobatan luka.
Selain itu, air liur manusia mengandung agen antibakteri alami lain, seperti laktoferin dan laktoperoksidase. Kedua zat ini, bersama oksida nitrat, mampu mencegah perkembangan infeksi, yang bisa menghambat penyembuhan luka dan bahkan mengancam keselamatan jiwa.
Komponen Utama Air Liur
Air liur mengandung berbagai komponen yang bermanfaat bagi tubuh:
- Enzim: Membantu memecah makanan.
- Antibodi: Melawan bakteri dan virus yang masuk melalui mulut.
- Protein: Beberapa protein dalam air liur memiliki sifat penyembuhan dan antiinflamasi.
Fakta Ilmiah tentang Air Liur dan Penyembuhan Luka
1. Air Liur Mengandung Histatin
Salah satu protein utama dalam air liur yang berperan dalam penyembuhan luka adalah histatin. Penelitian telah menunjukkan histatin memiliki kemampuan untuk mempercepat pertumbuhan sel dan memperbaiki jaringan yang rusak, terutama di area mulut. Histatin juga memiliki sifat antimikroba, yang dapat membantu melindungi luka dari infeksi.
2. Enzim Lysosyme sebagai Antibakteri
Air liur juga mengandung enzim lysozyme, yang memiliki kemampuan untuk menghancurkan dinding sel bakteri tertentu. Ini berarti air liur bisa menjadi pelindung alami dari infeksi bakteri ketika luka terjadi, terutama di dalam mulut atau area sekitarnya.
Mengapa Air Liur Tidak Selalu Direkomendasikan untuk Luka
Meskipun ada komponen-komponen dalam air liur yang bermanfaat, tidak semua luka aman untuk diolesi dengan air liur, terutama luka terbuka yang besar atau dalam. Berikut beberapa alasan mengapa penggunaan air liur tidak disarankan pada luka eksternal:
1. Risiko Infeksi
Mulut manusia mengandung jutaan bakteri, beberapa di antaranya bisa berbahaya bila masuk ke dalam luka. Bakteri Streptococcus adalah salah satu bakteri yang sering ditemukan di mulut dan dapat menyebabkan infeksi serius jika masuk ke luka terbuka.
2. Tidak Efektif untuk Luka Besar
Penelitian menunjukkan bahwa sifat penyembuhan air liur lebih efektif pada luka kecil di area mulut daripada pada luka besar atau di bagian tubuh lain.
Luka eksternal seperti luka sayatan atau luka bakar memerlukan penanganan medis yang lebih intensif dibandingkan dengan sekadar mengandalkan air liur.
BACA JUGA: Dampak Rabies Terhadap Manusia: Takut Air Hingga Kematian!
Dengan demikian, penggunaan air liur tidak untuk semua jenis luka, melainkan hanya efektif untuk luka kecil. Meskipun air liur bisa untuk sembuhkan luka, sebaiknya menggunakan alternatif lain seperti sabun dan air. Jadi, air liur bukan untuk menjadi alternatif utama untuk menyembuhkan luka.
(Virdiya/Budis)