BANDUNG,TM.ID: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung menyosialisasikan ancaman bencana gempa bumi Sesar Lembang.
Sosialisasi Sesar Lembang digelar di Hotel Sutan Raja Soreang, Kamis (9/11/2023), diikuti sekitar 150 peserta yang berasal dari berbagai stakeholder.
Narasumber yang hadir dalam sosialisasi ini dari Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dan BPBD Jabar.
Dalam kesempatan itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Uka Suska Puji Utama menegaskan adanya kekhawatiran terpicunya gempa bumi akibat pergeseran sesar Lembang yang sudah diperhitungkan oleh para pakar.
Menurutnya, Sesar Lembang selain sebagai media rambat gelombang gempa bumi dari sesar-sesar aktif lainnya di Jawa Barat, juga dapat menjadi sumber gempa bumi itu sendiri.
Ditegaskan, gempa bumi tidak dapat ditentukan kapan terjadinya. Maka usaha terbaiknya dalam langkah antisipasi adalah mempersiapkan diri apabila bencana gempa itu benar-benar terjadi.
“Salah satu usaha mitigasi bencana yang dapat dilakukan adalah usaha untuk meminimalkan risiko atau akibat dari bencana dengan peningkatan kapasitas masyarakat,” tutur Uka Suska dalam keterangan tertulis, Kamis (9/11/2023).
BACA JUGA:Detik-detik Gempa di Masjid Maroko, Barisan Shalat Tetap Kokoh
Uka mengatakan bahwa salah satu strategi yang digunakan untuk langkah antisipasi bencana ini adalah melalui sosialisasi sesar Lembang ini.
Ia berharap melalui kegiatan sosialisasi tersebut dapat benar-benar meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana.
“Sehingga penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung untuk dapat diatasi dengan cepat dan tepat,” tegasnya.
Selanjutnya Uka mengatakan bahwa Kabupaten Bandung termasuk wilayah yang sangat rawan terjadinya bencana baik yang diakibatkan oleh alam maupun nonalam, seperti banjir, longsor, gempa bumi dan angin puting beliung.
Dengan demikian, kata Uka, perlu langkah antisipasi terhadap bencana tersebut, baik melalui perencanaan, pengurangan resiko bencana, pencegahan, pemaduan dalam perencanaan pembangunan, persyaratan analisis resiko bencana, pelaksanaan maupun penegakan rencana tata ruang.
Maka Uka berharap sosialisasi ini dapat meningkatkan kapasitas atau keterampilan serta kesadaran masyarakat dalam pengurangan risiko bencana dari mulai tingkat kabupaten sampai daerah, terlebih di tingkat kecamatan dan desa.
“Untuk optimalisasi pencegahan dan kesiapsiagaan sangat diutamakan,” harapnya.
Ia menegaskan, penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab bersama, baik pemerintah daerah, unsur masyarakat, dunia usaha, akademisi/perguruan tinggi, serta media.
Maka, dari kegiatan tersebut harus menjadi daya ungkit meningkatkan kesiapsiagaan berbagai lapisan masyarakat khusus dalam penanggulangan bencana gempa bumi yang diakibatkan sesar Lembang.
“Saya mengajak, mari tingkatkan ketangguhan terhadap bencana, kurangi risiko bencana, mari bersama-sama kita wujudkan Kabupaten Bandung tangguh bencana,” pungkas Uka.
(Aak)