JAKARTA.TM.ID: Excekutive Vice President Regional VI PT Pos Indonesia (Persero), Ronald Siahaan mengatakan, PT Pos Indonesia (Persero) melakukan penyaluran bantuan sosial (bansos) sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) di daerah 3T (terdepan, tertinggal, terluar).
Untuk saat ini bantuan diberikan di Dusun Rammang-rammang, Kabupaten Maros. Penyaluran bansos sembako dan PKH di Dusun Rammang-rammang salah satu bukti komitmen Pos Indonesia, dalam menjangkau serta melayani masyarakat sampai ke wilayah 3T, terutama dalam hal layanan fund distribution. Dalam penyaluran bansos tersebut Pos Indonesia menerapkan metode door ti door (mengantar langsung ke rumah penerima ).
“Saat ini, kami sedang berada di wilayah Rammang-rammang, di mana wilayah Rammang-rammang ini masuk wilayah Kabupaten Maros. Pada saat ini, kami langsung melakukan pendistribusian bansos sembako ke rumah keluarga peneroma manfaat,” kata Ronald, dalam keterangannya, Jumat (20/10/2023).
Ronald mengakui bahwa sejumlah tantangan dihadapi petugas juru bayar ketika penyaluran bansos sembako dan PKH di Rammang- rammang. Contohnya untuk mencapai daerah yang dikenal dengan karst ini, Pos Indonesia harus melewati sungai yang cukup sulit dilewati.
Aplikasi Pos Giro Cash Kumpulkan Data KPM
Ronald tak memungkiri sejumlah tantangan dihadapi petugas juru bayar saat penyaluran bansos sembako dan PKH di Rammang-rammang. Misalnya untuk mencapai daerah yang dikenal dengan karst ini, Pos Indonesia harus melewati sungai yang cukup sulit dilewati. Saat membagikan bantuan, Pos Indonesia menggunakan aplikasi Pos Giro Cash untuk validasi dan mengumpulkan data KPM.
Namun, ada yang menarik dari aplikasi tersebut dilengkapi dengan teknologi metode offline disediakan untuk mengantisipasi kendalan sinyal saat melakukan pengumpulan data di rumah KPM. Khususnya lokasi -lokasi yang masuk kategori daerah 3T seperti Dusun Rammang -rammang.
BACA JUGA: Indonesia Tempati Posisi 12 Perolehan Medali Asian Games 2022
Menariknya, aplikasi tersebut dilengkapi dengan teknologi mode offline. Mode offline disediakan untuk mengantisipasi kendala sinyal saat melakukan pengumpulan data di rumah KPM. Khususnya lokasi-lokasi yang masuk kategori daerah 3T seperti Dusun Rammang-rammang.
“Di saat nanti kita masuk di wilayah yang sudah ada jaringannya, tentu secara otomatis data yang sudah kita record offline di aplikasi tersebut, secara otomatis akan naik ke sistem sehingga dapat dimonitor.” ujarnya.
Selain itu, tantangan di lapangan dirasakan juru bayar Kantorpos KCM Maros Fajriah Mas’ud pada saat melakukan penyaluran bansos di Dusun Rammang -rammang.
Fajriah harus naik perahu dan menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk menuju wilayah tersebut.” Kalau dari kantor, kami naik transportasi darat dulu sekitar 15 -20 menit. Setelah itu,kami menyeberang naik perahu dan perjalannya sekitar setengah jam,” bebernya.
Dia menceritakan tantangan lain yang dihadapi adalah saat kondisi laut yang tak menentu juga saat hendak menyeberang ke wilayah tersebut, meski begitu, hal tersebut tak menyurutkan semangat Fajriah menjalankan tugasnya.
Fajriah mengaku sudah dua tahun menghadapi situasi tersebut untuk menjalankan amanah menjadi juru bayar Kantorpos. Ia merasa bangga dapat menjalankan tugas karena bisa bermanfaat untuk warga.
“Senang dan bangga jadi insan PT Pos Indonesia, bisa membantu warga dan bisa kenalan juga dengan teman -teman, banyak teman juga, jadi kalau ada apa -apa saya bisa berkomunikasi dengan teman -teman,” ucap Fajriah.
BACA JUGA: Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Pos Indonesia (Persero): Membantu Usaha Kecil
Fajriah mengungkapkan, dirinya dalam sehari mampu menyalurkan bantuan kepada 10 sampai 20 KPM.Setiap KPM akan diminta menunjukkan surat undangan dan identitas diri sebelum menerima bantuan.
“Kamis akan mengkonfirmasi KPM dengan meminta menunjukkan KTP atau KK, selanjutnya, KTP dan KK tersebut kami cocokkan sebelum dimulai pembayaran,” ucapnya.
Sementara itu dari Tenaga Kesehjateraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kecamatan Turikale, Nursanti menyampaikan peran pemerintah dalam mendukung penyaluran bansos tersebut agar berjalan lancar.
Pihaknya selaku TKSK, melakukan koordinasi dengan PT Pos Indonesia mengenai data – data KPM yang belum menerima bantuan.
“Alur penyaluran yang biasa saya lakukan, koordinasi dengan kepala PT Pos. Kemudian PT Pos menyampaikan BNBA sekaligus dengan jadwalnya,” ucap Nursanti.
Dia menerangkan, TKSK memberikan informasi terkait penjadwalan penyaluran bansos metode doo to door yang dilakukan Pos Indonesia kepada camat dan lurah. Kemudian, informasi itu disampaikan ke RT/RW. Jika waktu yang tidak terlalu mepet. Selain itu, TKSK akan turun menyampaikan ke warga sekaligus membawakan undangan dan juga melakukan geotagging.
Seorang penerima bansos atau KPM, Marta mengaku metode penyaluran door to door memiliki manfaat . Karena bantuan sebesar Rp 600 ribu bisa diantar ke rumahnya.
“Saya senang bantuannya langsung diantar oleh petugas. Karena dulunya saya harus keluar jauh lagi untuk mengambil bantuan . Kalau sekarang, Alhamdulillah, bantuannyan diantar langsung ke rumah oleh petugas. Jadi saya tidak lagi mengeluarkan biaya untuk keluar mengambil bantuan,” ujar Marta.
Laporan Wartawan Jakarta : Agus Irawan