JAKARTA, TM.ID: Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas meminta kepolisian menangkap pihak Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia (MPTTI) yang dinilai salah satu aliran sesat, karena mengajarkan ‘Allah adalah Muhammad’.
“Oleh karena itu, kalau ada paham dan pandangan dari kalangan umat Islam yang memandang Muhammad adalah Tuhan dan yang bersangkutan berusaha pula untuk menyebarkan paham yang sesat tersebut kepada pihak lain, maka untuk kebaikan dan kemaslahatan yang jauh lebih besar, saya meminta kepada pihak kepolisian untuk menangkap yang bersangkutan dan membatalkan kegiatan yang akan dilakukannya,” kata Anwar Abbas.
BACA JUGA: 2 Karyawan Pabrik Viral Usai Digrebek di Kamar Mandi, Ngaku Cuma Ketemuan
Anwar Abbas mengatakan, aliran tersebut telah terang benderang sesat, yang memandang Nabi Muhammad adalah Tuhan.
Ia menjelaskan, umat Islam harus tunduk pada dan patuh dalam ketentuan yang ada di dalam Al Quran dan Sunnah.
“Barang siapa yg mengaku dirinya beragama Islam, lalu memandang Muhammad sebagai Tuhan, maka yang bersangkutan sudah jelas-jelas memiliki pandangan yang terang benderang kesesatannya,” kata Anwar.
“Kita harus tahu bahwa umat Islam boleh berbeda dalam melihat masalah-masalah yang belum dijelaskan dalam Al Quran dan As-Sunnah secara tegas, tapi dalam masalah yang sudah ada ketentuannya secara jelas dan tegas dalam Al Quran dan As-Sunnah seperti menyangkut masalah kenabian dan kerasulan dari Muhammad SAW maka umat Islam di seluruh dunia tidak boleh lagi berbeda,” Anwar menambahkan.
Lebih lanjut, Ketua PP Muhammadiyah ini setuju untuk menghentikan kegiatan aliran sesat.
Menurutnya, hal ini dapat menjadi perpecahan bagi umat Islam.
MUI Sumut MPTTI Aliran Sesat
MPTTI menggugat MUI Sumatera Utara (Sumut) ke Pengadilan Negeri Medan. Mereka tak terima acara zikir akbar yang dilakukannya dilarang.
Sementara itu, Sekretaris MUI Sumut mengaku pihaknya tidak menerima surat panggilan untuk sidang di Pengadilan Negeri Medan.
“Iya tapi MUI Jakarta belum sampai suratnya. Saya semalam sudah cek. Berarti kalau pun kami hadir kan nggak jadi karena tiga-tiga digugat. Di Jakarta, MUI Jakarta juga tergugat,” kata Sekretaris MUI Sumut, Asmani.
Menurutnya, pihaknya tak perlu hadir mengikuti sidang, karena tidak ada surat panggilan sidang. Selain itu, sikap MUI Sumut ini bentuk usulan dari penasihat mereka.
“Tapi suratnya, suratnya itu, panggilan sidang ini semalam saya telepon sana belum ada sama kami. Kan nggak mungkin (datang),” ujar Asmuni.
“Berarti kami sengaja, udah konsultasi semalam dengan pengacara kami, kami nggak datang. Karena udah konfirmasi di sana suratnya aja belum sampai. Sedangkan kami tiga-tiga digugat,” imbuh Asmuni.
Lebih lanjut, Asmuni, MPTTI akan menggelar Ratib Saribe tingkat Asean ke VII dari 13 sampai 15 Juni 2023 di Sumatera Utara. Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan tersebut ditakutkan menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
Asmuni menaruh keyakinan, mereka akan menyampaikan soal penafsiran tentang Muhammad adalah Allah akan dalam kegiatan tersebut. Sehingga MUI Sumut meminta kepada Gubernur Sumut, Kodam I/BB, dan Polda Sumut untuk menghentikan acara itu.
“Lalu mereka adakan kegiatan, Sumatera Utara, tingkat ASEAN ke tujuh tanggal 13, 14, 15 (Maret) yang lalu sebuah puasa kan. Kami buat surat ke gubernur, Kodam, sama ke Polda,” jelas Asmuni.
“Terutama sebelum itu kami sudah menyurati MUI Pusat supaya MUI Pusat menyetujui bahwa kami tidak setuju karena akan membawa kegaduhan. Soal penafsiran tadi,” imbuhnya.
BACA JUGA: Pemprov Papua Gelontorkan Rp10 M untuk Sail Teluk Cenderawasih
(Saepul/Dist)
