BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Rumah adat joglo, salah satu ikon arsitektur Jawa Tengah, tak hanya memikat dengan keindahannya, tetapi juga menyimpan kekayaan filosofi yang mendalam.
Nama “joglo” sendiri berasal dari kata “tajug loro” (juglo), yang berarti “dua gunung”, merujuk pada bentuk atapnya yang menyerupai dua puncak gunung.
Dibangun dengan material utama kayu jati, rumah joglo dulunya menjadi simbol status sosial tinggi, menjadi kediaman para bangsawan dan keluarga kerajaan.
Proses pembangunannya yang rumit dan membutuhkan biaya besar menjadikannya simbol kemakmuran dan kekuasaan. Namun, seiring berjalannya waktu, rumah joglo kini dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, bahkan sering digunakan sebagai gedung perkantoran atau pemerintahan.
Keunikan rumah joglo tak hanya terletak pada arsitekturnya yang megah, tetapi juga dalam filosofi yang tertanam di setiap detailnya. Berikut beberapa keunikan yang menjadi ciri khas rumah adat Jawa Tengah ini:
1. Soko Guru: Penyangga Kekuatan dan Keseimbangan
Atap joglo yang menjulang tinggi disangga oleh empat tiang utama yang disebut “soko guru”. Keempat tiang ini melambangkan kekuatan dari empat penjuru mata angin, menggambarkan keseimbangan dan perlindungan dari segala arah. Masyarakat percaya bahwa berlindung di dalam rumah joglo akan terhindar dari bencana. Atapnya yang terbuat dari genting tanah atau alang-alang menambah kesan sejuk dan teduh, menciptakan suasana nyaman dan harmonis.
2. Pintu Utama: Lambang Keterbukaan dan Keharmonisan
Rumah joglo memiliki tiga pintu, dengan pintu utama terletak di tengah. Tata letak pintu ini melambangkan kupu-kupu yang sedang berkembang, menggambarkan semangat berkembang dan maju dalam sebuah keluarga besar. Posisi pintu utama di tengah juga mencerminkan kedekatan dan keterbukaan antara penghuni rumah dengan tamu, menunjukkan keramahan dan kesediaan untuk menerima siapa pun.
3. Teras Luas: Tempat Bertemu dan Bersilaturahmi
Teras yang luas menjadi ciri khas rumah joglo, berfungsi sebagai tempat interaksi sosial.
Di sini, penghuni rumah dapat bersilaturahmi dengan tetangga, kerabat, dan tamu, mempererat tali persaudaraan dan membangun hubungan yang harmonis.
Teras juga menjadi tempat untuk menikmati suasana alam dan bersantai bersama keluarga.
4. Gedongan: Ruang Suci dan Ketenangan
Rumah joglo memiliki ruangan khusus yang disebut “gedongan”, berfungsi sebagai tempat perlindungan, tempat kepala keluarga mencari ketenangan batin, tempat ibadah, atau kegiatan sakral lainnya.
Ruangan ini juga dapat digunakan sebagai ruang istirahat atau kamar pengantin baru. Gedongan melambangkan nilai spiritual dan pentingnya ketenangan jiwa dalam kehidupan.
BACA JUGA : Terdengar Ledakan, 10 Rumah Adat di Sumba Barat Terbakar
5. Pagar Mangkok: Simbol Keterbukaan dan Keakraban
Pagar rumah adat joglo tidak menggunakan bilah bambu, melainkan “pagar mangkok” yang terbuat dari tanaman perdu dengan ketinggian kurang dari satu meter.
Penggunaan pagar ini menunjukkan keakraban dan keterbukaan antara penghuni rumah dengan tetangga, mempermudah interaksi dan membangun hubungan yang harmonis.
Rumah joglo tidak hanya sebuah bangunan, tetapi juga simbol budaya, filosofi, dan kearifan lokal Jawa Tengah. Keindahan arsitekturnya yang megah, dipadukan dengan filosofi yang mendalam, menjadikan rumah joglo sebagai warisan budaya yang patut dilestarikan dan dibanggakan.
(Hafidah Rismayanti/Budis)