BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) adalah gangguan mental yang sering kali disalahpahami oleh masyarakat.
Kondisi ini ditandai oleh adanya pikiran obsesif dan perilaku kompulsif yang berulang, yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari penderitanya.
Apa Itu Obsessive-Compulsive Disorder?
OCD adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang mengalami obsesi—pikiran, gambar, atau dorongan yang tidak diinginkan dan mengganggu, yang menimbulkan kecemasan.
Untuk mengatasi kecemasan ini, penderita OCD merasa terdorong untuk melakukan tindakan berulang atau ritual yang disebut kompulsi, meskipun tindakan tersebut sering kali tidak rasional dan hanya memberikan perasaan lega sementara.
Gejala OCD
- Obsesi: Pikiran yang tidak diinginkan dan berulang yang memicu kecemasan. Contoh obsesi umum meliputi:
- Ketakutan berlebihan terhadap kuman atau kontaminasi.
- Kekhawatiran tentang simetri atau ketertiban.
- Pikiran agresif yang tidak diinginkan terhadap diri sendiri atau orang lain.
- Ketakutan membuat kesalahan besar atau keputusan yang salah.
- Kompulsi: Tindakan berulang yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan dari obsesi. Contoh kompulsi umum meliputi:
- Mencuci tangan berulang kali.
- Memeriksa pintu, kompor, atau lampu secara terus-menerus.
- Mengatur barang-barang dengan cara yang sangat spesifik.
- Menghitung atau mengulang tindakan tertentu.
Penyebab OCD
Meski penyebab pasti OCD belum sepenuhnya diketahui, beberapa faktor yang diyakini berperan dalam perkembangan gangguan ini meliputi:
- Faktor Genetik: Orang yang memiliki anggota keluarga dengan OCD cenderung lebih rentan mengalami gangguan ini, menunjukkan adanya komponen genetik dalam perkembangannya.
- Perubahan di Otak: Studi pencitraan otak mengungkapkan bahwa beberapa area otak bekerja berbeda pada orang dengan OCD. Gangguan pada sistem serotonin, neurotransmiter yang mengatur suasana hati dan perilaku, diyakini berperan penting.
- Lingkungan: Pengalaman traumatis, stres berat, atau penyakit fisik dapat memicu gejala OCD, terutama pada individu yang sudah rentan. Infeksi streptokokus pada anak-anak, misalnya, dapat memicu sindrom yang disebut PANDAS, yang memunculkan gejala OCD.
Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan tanda-tanda OCD, penting untuk segera mencari bantuan dari tenaga medis ahli.
(Virdiya/Budis)