JAKARTA,TEROPONGMEDIA.ID – Dikabarkan dalam program pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka 2024 -2029 berjanji akan melanjutkan hilirisasi nikel berkelanjutan untuk menopang pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Tim TKN Prabowo -Gibran yang juga Wakil Ketua Komisi Energi DPR Eddy Soeparno, dikutip Selasa (1/10/2024).
Eddy menjelaskan hal tersebut karena keberhasilan hilirisasi nikel tahap awal 2020-2024 ditambah Indonesia merupakan negara pemilik Cadangan nikel terbesar dan produsen nikel terbesar di dunia.
Eddy menyampaikan dari total 130 juta ton Cadangan nikel dunia, sebanyak 55 juta ton atau setara 42 persennnya tersimpang di Indonesia .Secara perhitungan ekonomi,ekspor nikel pada 20023, Indonesia mendapat Rp106,59 triliun.
“Hilirisasi nikel secara Perkebunan jadi salah satu focus utama mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen,” kata Eddy.
“Tantanngannya, bagaimana memastikan pemerintah Indonesia ke depannya melaksanakan hiliirisasi niikel secara berkelanjutan,” bebernya,
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, seiring denga larangan ekspor nikel mentah sejak 1 Januari 2020,Industri pengolahan hasil tambang atau smelter nikel bermunculann di Indonesia.
Tim Prabowo – Gibran mngklaim bahwa peningkatan kapasitas smelter berdampak signifikan bagi peningkatan produksi dan pasokan nikel Indonesia di pasar global.
BACA JUGA: Jokowi: Ekspor Hilirisasi Nikel Tembus Rp510 Triliun
Dia menambahkan, pada 2023, pasokan nikel Indonesia membanjiri 55 persen pasokan global dan diperkirakan naik menjadi 64 persen sepanjang 2024.Berdasarkan riset Katadat Insight Center, dalam 5-10 tahun ke depan,pasokan nikel dari Indonesia diperkirakan akan terus meningkat dan m
Pada 2023, Eddy melanjutkan, pasokan nikel Indonesia membanjiri 55 persen pasokan global dan diperkirakan naik menjadi 64 persen sepanjang 2024. Berdasarkan riset Katadata Insight Center, dalam 5-10 tahun ke depan, pasokan nikel dari Indonesia diperkirakan akan terus meningkat dan mendominasi.
Dia mengungkapkan, hilirisasi mineral,terutama nikel, termasuk baterai untuk kendaraan listrik.
“Indonesia berpoteni besar untuk memimpin pasar global hilirisasi nikel, termasuk baterai untuk kendaraan listrik.Hal ini sejalan dengan kebutuhan dunia terhadap kendaraan Listrik,” bebernya.
Dia menjelaskan, Indonesia menghadapi tantangan dalam memastikan proses hilirisasi nikel dan transisi energi agar tidak focus pada aspek ekonomi, tetapi juga memperhatikan prinsip – prinsip ESG ( Enviromental Social Govermenace ), terutama dalam hal penggunaan energi yang ramah lingkungan,seperti pengurangan ketergantungan pada pembangkit lisotrik tenaga batu bara.
(Agus/Budis)