BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Komedian dan presenter kondang, Andre Taulany kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, Andre Taulany diduga mulai berani melemparkan kritik Mulyono saat ini melalui acara televisi “Lapor Pak!”.
Akun X @BangPino_ mengunggah cuplikan acara “Lapor Pak!”
“Kondre (Andre Taulany) udah mulai berani satire ke Mulyono neh,” tulis pemilik akun @BangPino.
Dalam cuplikan tersebut, Andre Taulany terlihat menyeletuk mengenai batas usia untuk mendapatkan suatu jabatan.
Dugaan satire ini muncul ketika El Rumi, yang sedang berada dalam proses perceraian dengan sang istri, bertanya kepada Andre Taulany mengenai batas usia untuk menjadi “komandan” dalam acara tersebut.
“Umur saya 25 (tahun) sedangkan batas usia menjadi komandan 26 tahun, apakah aman, Komandan?” tanya El Rumi.
“Nanti bisa saya atur, undang-undang bisa saya ubah,” respons Andre kemudian.
Kondre udah mulai berani satire ke Mulyono neh…
Ada ga ya penyesalan kmrn pas Pilpres jd salah satu yg ngedukung anaknya Mulyono. 🧐 pic.twitter.com/PSYLn5bjgh
— BP™ (@BangPino__) September 20, 2024
Pernyataan dari Andre Taulany tersebut kemudian viral dan sempat mendapat teriakan dari para penonton.
Netizen pun ramai-ramai memberikan komentar. Sebagian besar menilai bahwa ucapan Andre Taulany merupakan sindiran halus kepada Presiden Jokowi dan keluarganya, mengingat Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi, baru-baru ini dilantik menjadi Direktur Utama Persis Solo di usia yang terbilang muda.
BACA JUGA : Tengku Dewi Siapkan Mental Sebelum Bertemu Andrew Andika di Acara Akikah Anak Kedua
Namun, tak sedikit pula yang menganggap bahwa ucapan Andre Taulany hanyalah candaan biasa dan tidak perlu diartikan secara berlebihan.
“Mulyono mau habis jabatannya, sekarang udah pada berani ngomong!!,” tulis akun @Fahrezibadrun.
“Yakan ini script yang dibuat sm teamnya, bukan pemikiran aktornya. Gimana sih,” tulis akun @Mortalis.
Hingga saat ini, Andre Taulany belum memberikan klarifikasi mengenai ucapannya di “Lapor Pak!”. Namun, pernyataan tersebut telah memicu perdebatan di media sosial.
(Hafidah Rismayanti/Usk)