BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Tiga atlet Indonesia yang berhasil meraih medali di Olimpiade Paris 2024 mendapatkan apresiasi dari Kementerian BUMN berupa bonus miliaran rupiah.
Gregoria Mariska Tunjung, Veddriq Leonardo, dan Rizki Juniansyah menjadi pahlawan olahraga nasional dengan pencapaian mereka di ajang bergengsi tersebut.
Gregoria Mariska Tunjung, yang meraih medali perunggu di cabang bulu tangkis dan menjadi peraih medali pertama untuk kontingen Indonesia, menerima apresiasi senilai Rp1 miliar.
Sementara itu, Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah, masing-masing dari cabang panjat tebing dan angkat besi, yang mempersembahkan medali emas untuk Indonesia, mendapatkan bonus senilai Rp2,5 miliar.
Tidak hanya atlet, para pelatih dan asisten pelatih juga mendapatkan apresiasi dari Kementerian BUMN. Para pelatih menerima bonus sebesar Rp100 juta, sedangkan asisten pelatih mendapatkan Rp 50 juta.
Rizki Juniansyah, yang membawa pulang medali emas di cabang angkat besi, menyampaikan rasa terima kasihnya atas apresiasi yang diberikan.
“Saya mengucapkan terima kasih atas apresiasi yang diberikan. Semoga saya bisa mempersembahkan medali emas hingga tiga Olimpiade berikutnya, karena mempertahankan lebih sulit daripada mengejar,” kata Rizki kepada media di Pos Loc, Jakarta, dikuti Selasa (2/9/2024).
Veddriq Leonardo, peraih medali emas di cabang panjat tebing, juga menyampaikan harapannya untuk bisa terus berprestasi hingga Olimpiade Los Angeles 2028.
“Terima kasih atas apresiasi yang diberikan. Semoga saya masih bisa tampil pada Olimpiade Los Angeles 2028. Masih ada waktu untuk berkembang dan bertumbuh,” ucap Veddriq.
BACA JUGA: Bonus Medali Emas Olimpiade Paris Langsung Cair! Veddriq dan Rizki Mau Gunakan untuk Ini
Gregoria Mariska Tunjung, meski belum memastikan langkahnya menuju Olimpiade Los Angeles 2028, tetap fokus pada turnamen yang akan datang.
“Saya belum tahu ke depannya. Sekarang saya fokus dulu mengikuti turnamen yang akan diikuti. Jika memungkinkan prestasi saya terus membaik, tidak menutup kemungkinan kembali ke Olimpiade,” ujar Gregoria.
Menteri BUMN, Erick Thohir, menegaskan bahwa apresiasi ini merupakan bagian dari upaya untuk menggiatkan kembali olahraga yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19. Erick juga menyoroti pentingnya olahraga sebagai alat pemersatu bangsa dan perlunya memiliki peta jalan yang jelas untuk mengembangkan prestasi olahraga di Indonesia.
“Saat Ratas (Rapat Terbatas) 25 Maret ketika Covid-19 dan olahraga sedang lesu-lesunya, Pak Presiden memerintahkan BUMN untuk bangkit. Olahraga adalah alat pemersatu bangsa, bukan pemecah. Ini tidak mudah. Bagaimana membuat desain olahraga Indonesia. Kelemahan kita tidak punya road map. Salah satunya fokus ke event besar,” kata Erick Thohir.
Erick juga menekankan, usia atlet tidak panjang dan rentan cidera, sehingga ia berharap para atlet dapat menabung dan tidak terpengaruh oleh gaya hidup glamor.
Ia juga berharap kerjasama antara BUMN dan cabang olahraga dapat terus berlanjut.
Sejumlah BUMN telah menjadi bapak angkat untuk cabang-cabang olahraga tertentu. BNI telah menjadi bapak angkat bulu tangkis selama empat tahun terakhir, sementara panjat tebing dan angkat besi masing-masing memiliki bapak angkat BSI dan Pupuk Indonesia.
Chef de Mission (CdM) untuk Olimpiade Paris 2024, Anindya Bakrie, menyampaikan apresiasinya terhadap bonus yang diberikan kepada para atlet.
“Sebagai CdM Paris 2024, saya merasa bahwa apresiasi ini luar biasa. Saya semakin belajar tidak mungkin kita bekerja sendiri,” ucap Anindya.
Ia juga menyoroti momen-momen menegangkan selama penantian medali untuk Indonesia.
“Penantian mendapat medali itu ngeri-ngeri sedap. Dapat medali pertama 4 Agustus dari Gregoria. Setelah itu, 7 Agustus ada Veddriq dan Rizki (emas). Terima kasih yang memberi semangat. Ini sangat berarti. Apalagi Indonesia meraih dua medali emas sejak Olimpiade 1992. Kalau ekonomi kita bisa masuk 20 besar, saya yakin ke depan bisa tercipta Gregoria, Rizki, dan Veddriq berikutnya,” ujar Anindya.
(Budis)