BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Final Japan Open 2024 menjadi salah satu momen yang tidak akan terlupakan dalam dunia bulutangkis.
Alex Lanier, seorang pebulutangkis muda asal Prancis, menorehkan sejarah dengan penampilannya yang mengguncang Yokohama Arena, Minggu (25/8/2024).
Dalam usianya yang baru 19 tahun, Lanier menunjukkan bahwa ia bukan hanya sekadar peserta, tetapi ancaman nyata bagi para pemain papan atas dunia.
Lanier datang ke turnamen ini tanpa embel-embel unggulan. Ia bukan favorit, bukan bintang besar, bahkan namanya mungkin belum dikenal luas di luar lingkup bulutangkis Eropa.
Namun, perjalanan Lanier di Japan Open 2024 membuktikan bahwa label bukan segalanya.
Dari babak awal hingga final, Lanier tampil menggila, mengalahkan para raksasa bulutangkis seperti Lee Zii Jia, Chico Aura Dwi Wardoyo, Kenta Nishimoto, hingga Shi Yu Qi, sebagai pemegang ranking satu dunia.
Namun, pertunjukan puncaknya terjadi di final saat ia berhadapan dengan Chou Tien Chen, seorang pemain kawakan dari Taiwan.
Sejak awal pertandingan, Lanier menghadapi tekanan luar biasa. Chou, dengan pengalamannya, berhasil memanfaatkan kesalahan Lanier untuk unggul 2-0.
Tapi di sinilah letak keganasan Lanier. Ia tidak gentar, tidak panik, dan tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah.
Sebaliknya, ia merespon dengan tenang, mengejar poin demi poin hingga berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Pertandingan berlangsung ketat. Kedua pemain saling berebut dominasi, saling menekan, dan mematahkan satu sama lain hingga mencapai interval pertama yang dimenangkan tipis oleh Chou dengan skor 11-9.
Chou sempat memperlebar jarak menjadi 15-10, namun sekali lagi Lanier menunjukkan ketangguhannya.
Dalam momen krusial, ia berhasil mengejar ketertinggalan, bahkan membalikkan keadaan menjadi 18-17.
Tekanan besar yang diberikan Chou justru menjadi bahan bakar bagi Lanier untuk tampil lebih agresif, hingga akhirnya ia mengakhiri gim pertama dengan kemenangan 21-17.
Masuk ke gim kedua, Chou kembali mencoba memanfaatkan pengalaman dan tekniknya untuk mengendalikan permainan.
Ia sempat memimpin 15-11 setelah interval, namun Lanier lagi-lagi menolak untuk tunduk.
Dalam kondisi kritis, ia kembali menunjukkan keberaniannya, menyamakan kedudukan menjadi 15-15, dan membuat pertandingan semakin seru.
BACA JUGA: Alex Lanier, Si Pembunuh Raksasa di Japan Open 2024
Momen deuce di gim kedua menjadi penentu. Lanier, dengan determinasi tinggi, mampu menjaga ketenangan dan menutup pertandingan dengan skor 22-20, setelah Chou melakukan kesalahan yang fatal.
Kemenangan ini bukan sekadar kemenangan biasa, ini adalah penegasan bahwa Alex Lanier, si bocah ajaib dari Prancis, telah siap menaklukkan dunia bulutangkis.
Keganasan Lanier di final Japan Open 2024 bukan hanya soal teknik dan kekuatan fisik.
Lebih dari itu, ia memperlihatkan mentalitas juara yang tidak gentar menghadapi siapapun.
Di usianya yang sangat muda, Lanier sudah menunjukkan potensi besar sebagai penerus tahta bulutangkis dunia.
Kemenangan di Japan Open 2024 bukan hanya memberikan gelar, tetapi juga pesan kuat, bahwa masa depan bulutangkis ada di tangan anak muda ini.
Dan dunia sudah mulai mengakui, Alex Lanier adalah nama yang patut diperhitungkan.
(Budis)