BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Flores merupakan salah satu dari tiga pulau besar di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan terbagi menjadi delapan kabupaten yaitu Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, dan Flores Timur.
Pulau ini memiliki nama asli Nusa Nipa, dalam bahasa daerah setempat mempunyai arti “pulau ular”. Flores sendiri ialah bagaian dari Kepulauan Sunda di selatan Indonesia.
Pulau ini membentang sepanjang 354 km dari barat ke timur dan memiliki lebar sekitar 63 km dari utara ke selatan. Di bagian utara terdapat Laut Flores, sementara di bagian selatan dibatasi oleh Laut Sawu.
Pulau ini dihuni oleh sekitar sembilan etnis dengan budaya yang beragam. Menurut sensus penduduk tahun 2017, Pulau Flores dihuni oleh 2.015.395 jiwa.
Tidak hanya itu, pulau ini memiliki dua musim, yaitu musim hujan (Desember – Februari) dan musim panas (April – Oktober). Pada musim panas, suhu siang hari sangat terik, sementara malam hari bisa mencapai 14 derajat Celsius.
Sekitar 15 juta tahun lalu, Kepulauan Sunda Kecil termasuk Flores muncul ke permukaan akibat benturan antara lempeng tektonik Australia dan Eurasia.
Rantai gunung berapi terangkat dan membentuk busur vulkanik yang menciptakan Kepulauan Sunda Kecil. Pada tahun 1992, gempa berkekuatan 7,8 SR mengguncang pulau ini, menyebabkan tsunami di Kota Maumere yang menewaskan 2500 orang.
Sejarah Pulau Flores
Sebelum zaman kolonial, penduduk asli Flores telah hidup dengan struktur dan budaya mereka sendiri. Bukti kehadiran asing di Flores ditemukan sejak abad ke-10.
Pada tahun 1960-an, di bagian barat Manggarai dekat desa Warloka, ditemukan mayat-mayat yang ditutupi kalung emas dan porselen dari Dinasti Sung (960-1279), Yuan (1260-1386), dan Ming (1368-1644).
Peninggalan ini menunjukkan bahwa Flores telah dikunjungi oleh pedagang asing sejak awal.
Beberapa bagian Flores dihuni oleh orang Bugis dan Makassar dari Sulawesi yang datang berdagang, menukar gading gajah dan emas dengan kayu manis, kain, dan barang dagangan lainnya.
Pada abad ke-15, bagian barat Flores dikuasai oleh Kesultanan Bima dan Sulawesi, sementara bagian timur oleh Kerajaan Ternate dari Maluku.
Sekitar tahun 1570, orang Portugis tiba di Pulau Flores untuk berdagang rempah-rempah. Mereka menyebarkan agama Katolik di Larantuka dan menikah dengan penduduk asli, menyebut diri mereka orang Topasses.
Kemudian, Belanda datang dan menguasai sebagian besar Indonesia, termasuk Flores, setelah mengalahkan Portugis pada tahun 1769.
Belanda mengangkat tokoh-tokoh lokal untuk memerintah Flores dan mulai menguasai pulau ini pada abad ke-20, meskipun terjadi beberapa pemberontakan dan operasi militer.
Wisata di Pulau Flores
Pulau Flores menawarkan banyak keindahan alam dan budaya yang menarik untuk dieksplorasi, menjadikannya destinasi wisata populer bagi wisatawan domestik dan internasional.
Beberapa paket wisata yang ditawarkan antara lain:
– Paket Tour Labuan Bajo Flores
– Flores Overland Tour
– Sewa Mobil Labuan Bajo
– Paket Wisata Labuan Bajo 3 Hari 2 Malam
– Paket Wisata Labuan Bajo 1 Hari
– Komodo Tour
BACA JUGA: 6 Kuliner Khas NTT Ini Wajib Anda Coba! Ada Lawar Ikan
Kekayaan budaya yang beragam, cerita sejarah yang menarik, serta pemandangan yang menakjubkan, menjadikan pulau Flores yang terletak di NTT sebagai tempat wisata yang wajib dikunjungi.
(Virdiya/Budis)