MAUMERE, TEROPONGMEDIA.ID — Universitas Muhammadiyah Maumere telah menjadi sorotan di dunia pendidikan, setelah mengeluarkan kebijakan unik yang memungkinkan mahasiswa membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) dengan hasil tani.
Kebijakan tersebut mencerminkan inovasi pendidikan dan keberpihakan universitas terhadap kondisi ekonomi para mahasiswa.
Mayoritas penduduknya di sekitar kampus tersebut adalah petani, tepatnya berada di Kabupeten Sikka, Flores. Sebagian besar dari mereka menggantungkan hidup pada hasil pertanian seperti padi, jagung, kacang-kacangan, dan kopi.
Kendala ekonomi yang dihadapi para petani seringkali membuat mereka kesulitan membiayai pendidikan anak-anak mereka hingga ke jenjang perguruan tinggi.
Sejarah UKT Universitas Muhammadiyah Maumere dengan Hasil Tani
BACA JUGA: Nadiem Makarim Banjir Kritikan Soal Kenaikan UKT
Rektor Universitas Muhammadiyah Maumere, Erwin Prasetyo mengungkapkan, kebijakan inovatif tersebut sudah digalakan sejak tahun 2018. Kala itu, ada seorang mahasiswa yang menyampaikan keluhan lantaran kesulitan membayar UKT.
Adapun hasil pangan yang boleh diberikan sebagai bayaran UKT meliputi padi, jagung, dan kopi yang dinilai berdasarkan harga pasar saat ini.
Proses penilaian dilakukan secara transparan untuk memastikan bahwa mahasiswa mendapatkan nilai yang adil untuk hasil bumi yang mereka serahkan.
Setelah hasil bumi dinilai, mahasiswa akan menerima kwitansi pembayaran yang setara dengan nilai uang kuliah mereka.
Kerjasama dengan Petani Lokal
Untuk mengimplementasikan kebijakan itu, pihak kampus bekerja sama dengan kelompok tani lokal dan koperasi.
Kolaborasi itu tidak hanya memperlancar proses pengumpulan hasil bumi tetapi juga membantu meningkatkan pendapatan petani melalui harga jual yang stabil dan kompetitif.
Selain itu, universitas juga memberikan pelatihan kepada petani tentang praktik pertanian yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen mereka.
Manfaat Nyata
Dengan kebijakan itu, Universitas Muhammadiyah Maumere berhasil meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak petani yang sebelumnya mungkin tidak mampu membayar uang kuliah secara tunai.
Hal itu, sejalan dengan misi universitas untuk menyediakan pendidikan yang inklusif dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat.
Melalui kebijakan itu juga, petani mendapatkan manfaat ganda. Selain memastikan pendidikan anak-anak mereka, mereka juga mendapat kesempatan untuk meningkatkan pendapatan melalui penjualan hasil bumi yang terjamin.
(Saepul/Aak)