Harga Mobil Listrik Bisa Merosot Per 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Ilustrasi (iStock)

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Industri mobil listrik menghadapi tantangan signifikan terkait depresiasi harga kendaraan. Sebuah laporan dari The Telegraph, dengan data dari Auto Trader, bahwa mobil listrik atau Battery Electric Vehicles (BEV) mengalami penurunan harga mencapai 23 persen pada tahun lalu.

Data tersebut mencerminkan pangsa pasar mobil listrik yang merosot dari 19,7 persen pada bulan Desember menjadi hanya 14,7 persen pada bulan Januari.

Penyebab Turunnya Harga Mobil Listrik

mobil listrik

BACA JUGA: BYD Launching di Indonesia, Harga Mobil Listrik Bakal Terjangkau?

Berbagai faktor menjadi penyebab depresiasi mobil listrik. Pasar mobil bekas mobil listrik mengalami peningkatan pasokan, terutama karena pemilik awal menjual kendaraan mereka yang lebih lama. Kehadiran merek-merek baru dari Tiongkok juga turut meningkatkan ketersediaan mobil listrik. Hal ini memberikan opsi lebih banyak kepada konsumen, namun dampaknya terasa pada penurunan harga.

Situasi semakin rumit dengan penundaan larangan mobil berbahan bakar bensin baru oleh Downing Street, yang awalnya dijadwalkan akan efektif pada 2030 namun ditunda menjadi 2035 di Inggris. Keterlambatan ini memperlambat adopsi mobil tenaga listrik atau EV.

Menurut Motorway.com, mobil listrik yang dibeli saat ini diperkirakan akan mengalami depresiasi sekitar 50 persen dalam tiga tahun. Sebagai contoh, Tesla Model 3 yang dibeli seharga 39.990 Poundsterling Britania Raya hanya bernilai 19.995 GBP saat dijual. Society of Motor Manufacturers and Traders (SMMT) mencatat peningkatan penjualan mobil listrik sebanyak 90 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Penjualan mobil listrik kategori hybrid (HEV) naik 40 persen, sedangkan plug-in hybrid (PHEV) naik 25,1 persen. Meskipun terjadi peningkatan penjualan mobil bekas, pangsa pasar mobil listrik baru merosot dari 19,7 persen pada Desember 2023 menjadi 14,7 persen pada Januari 2024.

Solusi dari Tantangan

Kepala Eksekutif SMMT, Mike Hawes menyarankan pemotongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas kendaraan listrik baru untuk meningkatkan adopsi.

“Mohon kurangi separuh PPN atas kendaraan listrik baru, sekaligus menjadikan pengisian daya publik semudah dan terjangkau seperti mencolokkan listrik di rumah. Karena ketersediaan infrastruktur ini turut memastikan transisi menuju era EV yang lebih cepat dan adil,” kata Mike Hawes.

Meski terjadi peningkatan penjualan mobil bekas, laporan dari House of Lords memperingatkan bahwa mobil listrik masih belum terjangkau oleh sebagian besar konsumen. Insentif baru, seperti pemotongan PPN atas pungutan publik, diusulkan untuk meningkatkan minat pembeli.

 

(Saepul/Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Pantun Judi Online Kominfo
SMS Pantun Judi Online Kominfo Jadi Olok-olokan Netizen, Sindir Keras Peretasan PDN
Pemantauan Siber BSSN
Menkopolhukam: BSSN Lembaga Krusial dan Strategis Butuh Kolaborasi
pembuatan patung GWK-1
Fakta Menarik Pembuatan Patung GWK Bali, Libatkan 1.000 Pekerja
UNHCR Indonesia
Kemlu Peringatkan Para Pengungsi di UNHCR Indonesia untuk Menghormati Aturan Hukum
Alasan Bojan Hodak Belum Hadir
Ini Alasan Bojan Hodak Belum Hadir di Sesi Latihan
Berita Lainnya

1

Penuh Drama, Jeman Vs Denmark Berakhir 2-0 di Euro 2024

2

Tyronne del Pino, Pemain Asing Persib Yang Terbuang Kini Mulai Dilirik Bojan Hodak

3

Segini Anggaran Belanja Persib Bandung Jelang Liga 1 2024/2025

4

Gelombang Protes di Kenya: Tolak Kenaikan Pajak Demi Lunasi Utang IMF

5

Swiss Melaju ke Perempat Final Euro 2024 Setelah Singkirkan Italia 2-0
Headline
ketua kpu RI Hasyim Asy'ari
Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dipecat Akibat Tindakan Asusila
Lionel Messi Tak Perkuat Argentina di Olimpiade Paris
Lionel Messi Tak Perkuat Argentina di Olimpiade Paris 2024
saksi sidang Praperadilan Pegi Setiawan
5 Saksi Bicara dalam Sidang Praperadilan Pegi Setiawan
Jokowi Backup Semua Data Nasional
Instruksi Jokowi, Backup Semua Data Nasional!