MAMUJU, TM.ID : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) kerahkan 953 anggota tim pendamping keluarga untuk mencegah stunting.
Ke-953 anggota tim pendamping keluarga itu terdiri dari unsur bidan, kader PKK.
Kepala BKKBN Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Nuryamin mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan menekan angka penderita stunting.
“Selain itu, melatih kader Keluarga Berencana (KB) yang jumlahnya secara keseluruhan tercatat sebanyak 2.859 orang, untuk berkoordinasi dengan tim percepatan penurunan stunting di Sulbar,” kata Nuryamin di Mamuju, Sabtu (12/2/2023).
Menurut dia, BKKBN Sulbar juga telah melaksanakan program “Bangga Kencana” sebagai upaya dalam percepatan penurunan stunting di Sulbar.
Berdasarkan data survei status gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka prevalensi stunting di Sulawesi Barat sebesar 35,0 persen atau meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 33,8 persen.
BACA JUGA: Tahun Ini, Pemkab Karawang Yakin Kasus Stunting Bisa Ditekan
Ia juga menyampaikan BKKBN Sulbar telah melakukan verifikasi dan validasi data keluarga beresiko stunting, dan ditemukan data mencapai 171.848 orang atau 38.09 persen keluarga di Sulbal beresiko menderita stunting.
Oleh karena itu, BKKBN Sulbar menjalin kerja sama dan kolaborasi dengan seluruh pihak dalam rangka menekan angka stunting.
Ia menambahkan, upaya menekan stunting juga dilakukan dengan menetapkan bapak asuh anak stunting (BAAS) dan bunda asuh anak stunting.
Selain itu, dilaksanakan program peningkatan akses dan kualitas pelayanan, promosi, konseling, jnformasi dan edukasi keluarga berencana dan kesehatan reproduksi dalam percepatan penurunan stunting.
“Juga ada upaya pengembangan jnovasi, informasi, edukasi dan pendampingan gizi dalam percepatan penurunan stunting,” ujarnya.
(Budis)