5 Penyebab Erotomania yang Harus Diwaspadai!

Penulis: Anisa

erotomania
(ARINA)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Gangguan mental seringkali menjadi isu yang terabaikan dalam masyarakat. Salah satu gangguan yang relatif jarang diperbincangkan adalah erotomania. Dalam kondisi ini, seseorang mengalami delusi yang membuatnya percaya bahwa seseorang dengan status sosial yang lebih tinggi atau terkenal jatuh cinta padanya.

Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai erotomania dari definisi dan penyebabnya. Simak dalam artikel ini untuk mengetahuinya.

Erotomania

Erotomania adalah kondisi di mana penderita yakin bahwa orang yang mereka idamkan secara rahasia mencintai mereka, tanpa adanya bukti konkret yang mendukung keyakinan ini. Meskipun relatif jarang, penggunaan media sosial dapat memperburuk kondisi ini. Penderitanya dapat terus memantau dan menghubungi objek delusi mereka, mengakibatkan risiko dan potensi memperburuk kondisi mental.

Penderita sering merasa terobsesi dan terganggu secara emosional oleh keyakinan mereka. Gangguan ini dapat menyebabkan masalah kejiwaan yang serius, oleh karena itu, pengobatan dan dukungan yang tepat sangat penting dalam penanganan ini. Membangun pemahaman yang lebih baik tentang gangguan ini bisa membantu memberikan dukungan yang lebih baik bagi penderitanya.

BACA JUGA: Mengenal Erotomania, Delusi Cinta yang Tidak Nyata

Penyebab

Erotomania dapat berasal dari berbagai faktor, termasuk genetik, psikologis, gaya hidup, dan lingkungan. Berikut penyebab yang biasanya dialami penderita.

1. Faktor Genetik

Faktor genetik dapat memainkan peran dalam munculnya erotomania, di mana seseorang mungkin memiliki kerentanan genetik terhadap gangguan ini.

2. Faktor Psikologis

Faktor psikologis seperti trauma atau gangguan kejiwaan juga dapat mempengaruhi perkembangannya.

3. Gaya Hidup

Gaya hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi obat-obatan terlarang, dapat menjadi pemicu munculnya gangguan ini.

4. Faktor Lingkungan

Lingkungan, terutama tekanan sosial yang konstan, juga dapat memainkan peran dalam munculnya penyakit ini. Penyakit otak atau gangguan jiwa tertentu seperti Alzheimer atau skizofrenia juga dapat menjadi penyebabnya.

 

(Kaje/Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Bakso Atomic
Kreatif dan Berani, Mahasiswa UAD Tawarkan Bakso Unik Berbasis Ilmu Fisika
Subaru mobil baru
Subaru Siap Luncurkan Mobil Baru di GIIAS 2025, Perdana SUV Hybrid?
Ganja di Aceh
Polisi Ungkap Ladang Ganja Seluas 25 Hektare di Aceh
BMW R1300R
BMW Rilis R1300R Roadster 2025, Adopsi Teknologi Suspensi Tercanggih!
IMG_20250624_131858
Borneo FC Resmi Datangkam Gelandang Asal Kolombia 
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

BSU Tahap I Mulai Cair ke 2,45 Juta Pekerja

3

Video Polri Pahlawan Masa Kini Dirujak Warganet, Dianggap Tak Sesuai Realita

4

Duh! Harga Emas Antam Anjlok Rp 10.000 Hari Ini

5

Dorong Dunia Usaha Lebih Inklusif, BPJS Ketenagakerjaan Sosialisasikan Inclusive Job Center kepada 30 Perusahaan di Bandung Raya
Headline
BSU CAIR-1
BSU Tahap I Mulai Cair ke 2,45 Juta Pekerja
rupiah melemah, emas melonjak harga emas antam
Duh! Harga Emas Antam Anjlok Rp 10.000 Hari Ini
Gunung Ibu erupsi
Waspada! Gunung Ibu Kembali Erupsi Pagi Ini
Oklahoma City Thunder
Oklahoma City Thunder Raih Gelar Juara NBA 2025 Usai Kalahkan Indiana Pacers

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.