BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kampung Naga, sebuah perkampungan tradisional di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dikenal dengan keunikan adat budayanya yang masih terjaga dengan baik.
Masyarakat Kampung Naga memiliki empat upacara adat unik yang menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka.
1. Upacara Menyepi
Upacara menyepi di Kampung Naga yang berlangsung pada hari Selasa, Rabu, dan Sabtu. Kegiatan ini merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur dan kepatuhan terhadap aturan adat. Warga percaya bahwa melanggar aturan ini dapat mendatangkan malapetaka.
2. Upacara Hajat Sasih
Upacara Hajat Sasih biasanya terlaksana oleh seluruh warga adat Sa-Naga, baik yang tinggal di Kampung Naga maupun di luar kampung. Acara ini bertujuan untuk memohon berkah dan keselamatan kepada leluhur, Eyang Singaparna, dan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Upacara Perkawinan
Upacara perkawinan di Kampung Naga berlangsung setelah akad nikah. Acara ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
- Sawer : Pasangan pengantin dipayungi dan tukang sawer berdiri di hadapan mereka. Tukang sawer mengucapkan ijab kabul dan melantunkan syair sawer sambil menaburkan beras, irisan kunir, dan uang logam ke arah pengantin. Anak-anak yang berada di belakang pengantin berebut memungut uang sawer. Isi syair sawer berisi nasehat-nasehat untuk pasangan pengantin baru.
- Nincak Endog (Menginjak Telur) : Pasangan pengantin menginjak telur sebagai simbol kesuburan dan keberuntungan.
- Buka Pintu : Pintu rumah pengantin terbuka sebagai simbol mulainya kehidupan baru.
- Ngariung (Berkumpul) : Keluarga dan kerabat berkumpul untuk merayakan pernikahan.
- Ngampar (Berhamparan) : Pasangan pengantin duduk di atas hamparan sebagai simbol kesederhanaan dan kebersamaan.
- Munjungan : Pasangan pengantin melakukan sujud syukur kepada Tuhan.
4. Upacara Sawer
Upacara sawer berlangsung setelah akad nikah. Pasangan pengantin dibawa ke lokasi panyaweran di muka pintu. Tukang sawer berdiri di hadapan mereka dan mengucapkan ijab kabul sambil melantunkan syair sawer.
BACA JUGA : Kesenian Buhun yang Ada di Kampung Adat Cireundeu
Mereka juga menaburkan beras, irisan kunir, dan uang logam ke arah pengantin. Anak-anak yang berada di belakang pengantin berebut memungut uang sawer. Isi syair sawer berisi nasehat-nasehat untuk pasangan pengantin baru.
Keempat upacara adat ini merupakan bukti nyata bahwa masyarakat Kampung Naga masih memegang teguh tradisi dan kearifan lokal leluhur.
Upacara-upacara ini tidak hanya menjadi bagian dari budaya, tetapi juga sebagai pengikat dan perekat masyarakat dalam menjaga kelestarian kampung.
(Hafidah Rismayanti/Aak)