4 Tradisi Satu Suro di Jawa yang Dianggap Sakral

Penulis: Anisa

4 Tradisi Satu Suro di Jawa yang Dianggap Sakral 20-7-2023
(Pesantren ID)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Tradisi Satu Suro di Jawa memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi. Dilaksanakan secara turun-temurun, tradisi ini menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan identitas masyarakat Jawa. Tradisi kirab Kebo Bule, Petik Laut, Mubeng Benteng, dan Ritual Baritan Nelayan memperlihatkan kekayaan dan keragaman budaya Indonesia.

Setiap pergantian tahun, umat Muslim di seluruh dunia merayakan Tahun Baru Hijriah atau awal Muharram. Bagi masyarakat Jawa, Tahun Baru Hijriah juga dikenal sebagai Satu Suro. Satu Suro merupakan hari atau malam yang sangat sakral dan keramat dalam pandangan masyarakat Jawa.

Tradisi satu suro di Jawa ini memiliki makna penting bagi masyarakat Jawa, karena dipercaya sebagai saat refleksi diri dan persiapan untuk menyambut lembaran baru di tahun yang baru.

Tradisi Satu Suro di Jawa

1. Kirab Kebo Bule: Mengenang Kejayaan Keraton Solo

4 Tradisi Satu Suro di Jawa yang Dianggap Sakral 20-7-2023
(JosS)

Salah satu tradisi satu suro di Jawa adalah Kirab Kebo Bule di Solo, Jawa Tengah. Kirab ini dilaksanakan di Keraton Surakarta, dengan ribuan masyarakat beserta keluarga dan kerabat keraton yang turut berpartisipasi. Tradisi ini memiliki kesan unik karena melibatkan kehadiran Kebo Bule, yaitu kerbau keturunan dari Kebo Kyai Slamet, yang merupakan pusaka penting bagi Sri Susuhunan Pakubuwono II, khususnya bagi Keraton Solo.

Peserta kirab, yang semuanya mengenakan beskap serba hitam, melakukan perjalanan dengan hikmat. Selama kirab, mereka menjalankan puasa berbicara, di mana tidak ada satu kata pun yang diucapkan. Hal ini sebagai bentuk refleksi diri terhadap perbuatan dan perilaku mereka sepanjang tahun sebelumnya.

2. Petik Laut: Ungkapan Syukur atas Hasil Laut yang Berlimpah

4 Tradisi Satu Suro di Jawa yang Dianggap Sakral 20-7-2023
(Wikimedia Commons)

Tradisi satu suro di Jawa berikutnya adalah Petik Laut. Tradisi ini menjadi momen istimewa di Pesisir Pantai Lampon, Banyuwangi, ketika menyambut Satu Suro. Masyarakat melaksanakan tradisi ini sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil laut yang berlimpah selama setahun. Momen ini juga menjadi kesempatan untuk berdoa agar nelayan selalu diberikan keselamatan dan rezeki saat melaut.

BACA JUGA: Mengenal Ritual Thudong Jelang Hari Raya Waisak

3. Mubeng Benteng dan Tapa Bisu: Jejak Suci Nabi Muhammad SAW

4 Tradisi Satu Suro di Jawa yang Dianggap Sakral 20-7-2023
(Pesantren ID)

Masyarakat di Kota Yogyakarta dan sekitarnya melaksanakan tradisi Mubeng Benteng. Mubeng Benteng ini memiliki makna berjalan kaki mengelilingi Benteng Keraton Yogyakarta pada Malam Satu Suro. Prosesi Mubeng Benteng ini terinspirasi dari perjalanan suci hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah.

Sebelum melaksanakan Mubeng Benteng, masyarakat membaca doa akhir tahun, doa awal tahun, dan doa bulan Suro. Saat berjalan mengelilingi benteng, peserta tidak berbicara atau melakukan tradisi Tapa Bisu sebagai simbol keprihatinan saat Nabi Muhammad SAW berjalan dari Mekkah ke Madinah yang penuh penderitaan.

4. Ritual Baritan Nelayan: Ungkapan Syukur kepada Laut

4 Tradisi Satu Suro di Jawa yang Dianggap Sakral 20-7-2023
(Mediatani)

Ritual Baritan Nelayan atau upacara Sedekah Laut dilaksanakan di Kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai Asemdoyong, Kabupaten Pemalang. Upacara ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur atas berkah dan rezeki dari hasil laut selama setahun. Nelayan berharap agar sumber penghasilan mereka tetap berlimpah dan memberikan keselamatan kepada mereka dan keluarga.

Ancak menjadi bagian penting dalam upacara ini. Ancak berisi kepala kerbau dan berbagai macam jajanan pasar yang diletakkan pada kapal replika berukuran kecil yang telah dihias sedemikian rupa. Ancak ini akan diruwat dan kemudian diiringi ke tengah laut untuk dilarung.

Semoga artikel ini memberikan wawasan yang bermanfaat mengenai tradisi Satu Suro di Jawa. Mari lestarikan dan ikuti tradisi ini sebagai ungkapan suka cita dan rasa syukur kepada Sang Penguasa Alam.

 

(Kaje/usamah)

 

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Nadin Amizah
Nadin Amizah Blak-blakan Kecewa Dilecehkan Fans
Satu Rumah Tertimpa Longsor di Cikidang Lembang
Satu Rumah Tertimpa Longsor di Cikidang Lembang
Jirayut Thailand
Jirayut Blak-Blakan Ungkap Tetap Pilih Jadi Warga Thailand
Pohon Banda Aceh
Pohon Hasan Ulee Lheue di Banda Aceh yang Viral Kini Ditebang Oknum Tak Bertanggung Jawab
nelayan pangandaran lobster tenggelam
Nelayan Pemburu Lobster di Pangandaran Masih Hilang, Tim SAR Perpanjang Operasi
Berita Lainnya

1

Link Live Streaming PSG vs Bayern Munchen Piala Dunia Antarklub 2025 Selain Yalla Shoot

2

Tekan Harga Minyakita, Kemendag Siapkan Pola Distribusi Baru

3

Syarat dan Link Pendaftaran Pendamping Piala Presiden 2025

4

Pemerintah Pusat Bakal Berlakukan LPG Satu Harga Nasional

5

Cegah Banjir, PWI Kabupaten Bandung dan PRIMA Kolaborasi Normalisasi Saluran Air
Headline
Banjir Puncak Bogor - Instagram Info Puncak Bogor 1
Banjir Terjang Kawasan Puncak Bogor, Status Siaga 3 di Bendung Katulampa!
Konferensi Internasional Gau Maraja Maros 2025 - Instagram Kemenbud
Konferensi Internasional Gau Maraja Maros 2025 Bahas Warisan Prasejarah Kelas Dunia
kakek indramayu gugat cucu
Tega! Kakek di Indramayu Gugat Cucunya yang Masih Berumur 12 Tahun, Perkara Sengketa Tanah
Persib Realistis Tatap Piala Presiden 2025, Bojan Hodak: Ini Bukan Waktu Yang Bagus
Persib Realistis Tatap Piala Presiden 2025, Bojan Hodak: Ini Bukan Waktu Yang Bagus

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.