KUPANG, TEROPONGMEDIA.ID — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan hingga Rabu (10/9/2025), jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi lima orang, sementara lima warga lainnya masih dinyatakan hilang. Jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bertambah.
BNPB bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nagekeo dan instansi terkait terus memaksimalkan operasi pencarian dan pertolongan (SAR). Tantangan utama di lapangan adalah kondisi cuaca yang tidak menentu serta banyaknya material lumpur dan kayu yang menimbun wilayah terdampak.
Selain korban jiwa, banjir bandang juga mengakibatkan 18 desa di Kecamatan Mauponggo masih terisolasi akibat terputusnya akses jalan, jaringan listrik, dan komunikasi. Proses pembersihan akses menuju desa-desa tersebut terus dilakukan, namun memerlukan waktu karena medan yang sulit.
Untuk sementara, penyaluran bantuan logistik akan dilakukan melalui jalur laut dengan dukungan BPBD Provinsi NTT. Bantuan awal yang disiapkan meliputi 100 lembar selimut, 100 unit matras, 75 paket hygiene kit, 50 paket peralatan masak, serta 25 unit kasur lipat. BPBD juga merekomendasikan tambahan bantuan berupa makanan siap saji guna mendukung para penyintas.
Baca Juga:
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Tewas, 4 Orang Hilang
Diterjang Banjir Bandang, BBMKG: Bali Alami Curah Hujan Lebat Hingga Ekstrem
Kecamatan Mauponggo saat ini menjadi lokasi utama pengungsian. BPBD Nagekeo telah mendirikan posko darurat dan menampung sedikitnya 30 jiwa pengungsi.
Kebutuhan mendesak yang masih diperlukan antara lain tenda, bahan makanan, pakaian, kebutuhan bayi, serta opsi pengiriman bantuan melalui udara untuk desa-desa yang belum dapat dijangkau.
Sementara itu, status tanggap darurat masih menunggu penetapan resmi. Bupati Nagekeo berada di Kupang untuk berkoordinasi dengan gubernur NTT terkait langkah-langkah percepatan penanganan darurat. BNPB menyatakan siap mengirimkan personel tambahan untuk pendampingan dan memastikan kebutuhan warga terdampak terpenuhi.
“Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar seluruh upaya penanganan darurat dapat berjalan efektif. Prioritas utama adalah pencarian korban hilang, pemenuhan kebutuhan dasar penyintas, dan pembukaan akses ke wilayah yang masih terisolir,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari. (usamah kustiawan)