JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Yenny Wahid blak-blakan membuka kunci kesuksesan cabang olahraga (cabor) panjat tebing Indonesia di Olimpiade Paris 2024.
Dari empat atlet panjat tebing Indonesia yang berlaga di Olimpiade Paris 2024, Veddriq Leonardo sukses memboyong medali emas di nomor speed dengan catatan waktu 4,75 detik, mengalahkan pemanjat China Wu Peng.
Keempat atlet tersebut terdiri dari dua putra dan dua putri yang diwakili oleh Veddriq Leonardo, Rahmad Adi Mulyono, Rajiah Salsabillah, dan Desak Made Rita Kusumma Dewi.
Adapaun, Rahmad Adi gugur di fase kualifikasi setelah dikalahkan Veddriq. Sedangkan Desak Made gugur di babak perempatfinal, dan Rajiah gagal di fase semifinal termasuk perebutan medali perunggu.
Kendati demikian, meski hanya satu medali emas, prestasi ini sangat membanggakan bagi Indonesia. Terlebih, cabor panjat tebing baru kali ini dipertandingkan di level olimpiade, yakni di Olimpiade Paris 2024.
Kunci Sukses Panjat Tebing Indonesia
Yenny Wahid sebagai orang nomor satu di organisasi FPTI menjelaskan bahwa prestasi tersebut merupakan hasil kerja keras federasi bersama tim kepelatihan melalui program pembinaan yang berkesinambungan.
Pembinaan tersebut dilakukan dari jauh-jauh hari sebelum turnamen tersebut digelar. Anak kedua dari Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini menegaskan bahwa pembinaan yang berkesinambungan sangatlah penting.
“Yang jelas bahwa pembinaan berkesinambungan itu menjadi sangat penting. Atlet seperti Veddriq sendiri kita temukan sejak PON di Jawa Barat,” kata Yenny Wahid dalam keterangan resmi FPTI, dikutip Selasa (13/8/2024).
Yenny menjelaskan, para atlet selain mendapatkan pembinaan untuk berlatih, juga diikutsertakan dalam berbagai kompetisi internasional.
Maka Veddriq dan kawan-kawan pun sudah sangat terbiasa naik podium menjadi juara, sehingga proses tersebut menjadikan mental para atlet semakin kuat.
“Perjalanan kita panjang sekali, pembinaan dilakukan dengan terus digali potensinya, diasah lagi, dilatih, sampai masuk ke pelatnas, dikirim ke luar negeri untuk berlaga, ditempa lagi mentalnya, dan kemudian sering memenangkan kejuaraan internasional, terbiasa berada di podium, dan kemudian punya hasrat untuk terus berada di podium. Nah (semua) itu penting sekali,” ungkap Yenny.
Raihan prestasi dari olahraga panjat tebing kali ini, kata Yenny, tidak terlepas dari peran serta dan mimpi-mimpi para pemanjat tebing senior dan kepengurusan sebelumnya yang sudah menargetkan panjat tebing dipertandingkan di Olimpiade dengan target meraih medali emas.
“Harus diingat bahwa ini (capaian panjat tebing) adalalah akumulasi dari perjalanan panjang kita sampai pada akhirnya cabor panjat tebing bisa dilagakan di Olimpiade dan berhasil meraih medali emas,” ungkapnya.
Ke depan, harap Yenny, cabang olahraga panjat tebing bisa mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah untuk meningkatkan pembinaan dan pengadaan sarana prasarana panjat tebing sampai ke tingkat daerah.
Sebab, FPTI masih mempunyai pekerjaan rumah yang sangat besar untuk terus melakukan pembinaan dan meningkatkan fasilitas beserta prestasi dari disipilin panjat tebing lainnya yakni untuk disiplin boulder dan lead supaya bisa tampil di olimpiade selanjutnya.
“Kita perlu agar pemerintah bisa membangunkan banyak fasilitas sampai ke daerah-daerah. Karena fasilitas itu kunci. Yang kedua pembinaan, terutama untuk lead dan boulder supaya bisa ikut berlaga di Olimpiade Los Angales mendatang,” tutup Yenny mengakhir wawancara.
(Aak)