Waspada! 5 Modus Penipuan Online, Ada yang Lewat Email

5 Modus Penipuan Online
(Foto: IDS Digital College)

Bagikan

JAKARTA,TM.ID: Dalam era digital yang semakin maju, kita tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa kemajuan teknologi juga membawa risiko yang semakin besar. Salah satu risiko utama yang mengintai pengguna internet adalah ancaman dari penipuan online. Perusahaan keamanan siber terkemuka, Kaspersky, telah mengidentifikasi bahwa metode rekayasa sosial (social engineering) tetap menjadi salah satu cara paling umum yang digunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk mengecoh korban.

Rekayasa sosial adalah serangkaian manipulasi psikologis yang digunakan oleh penjahat siber untuk memanipulasi orang agar mengambil tindakan tertentu yang merugikan diri mereka sendiri atau organisasi tempat mereka bekerja.

Berbagai modus operandi digunakan oleh pelaku, dan Kaspersky telah mengidentifikasi setidaknya lima modus rekayasa sosial yang paling umum digunakan.

BACA JUGA: Apa Itu Serangan Phising? Ini Jenis dan Cara Menghindarinya

1. Mengaku dari Pihak Berwajib

Salah satu modus rekayasa sosial yang muncul baru-baru ini adalah penjahat yang mengaku sebagai pihak berwajib, seperti lembaga pemerintah. Mereka meminta data resmi dengan dalih investigasi, lalu memanfaatkan data tersebut untuk serangan lebih lanjut.

2. Konfirmasi Sederhana yang Berujung Bahaya

Kasus peretasan pada layanan transportasi online di luar negeri menjadi contoh nyata bagaimana konfirmasi sederhana dapat berujung pada masalah besar. Penjahat siber berpura-pura menjadi staf dukungan teknis dan mengirimkan pesan permintaan autentikasi kepada kontraktor. Dengan cara ini, informasi login yang diperoleh dari situs gelap digunakan untuk akses ilegal.

3. Pembajakan Percakapan

Salah satu serangan yang melibatkan rekayasa sosial adalah kompromi email bisnis (BEC), di mana penjahat siber berpura-pura menjadi karyawan perusahaan dan menyusup ke dalam korespondensi bisnis. Dengan ini, penjahat bisa mencuri informasi rahasia dan berusaha mendapatkan uang dengan menyamar sebagai karyawan yang sah.

4. Mengaku Sebagai Staf Teknis

Modus pertama yang sering dijumpai adalah panggilan telepon dari seseorang yang mengaku sebagai staf teknis dari perusahaan. Pelaku sering menghubungi korban di akhir pekan, meminta mereka untuk segera datang ke kantor karena ada masalah yang memerlukan penanganan darurat. Namun, sebenarnya ini adalah cara licik untuk mendapatkan akses ke data sensitif.

5. Email dari CEO

Penjahat siber sering mengaku sebagai CEO, manajer, atau mitra bisnis dan mengirim pesan penting yang meminta korban untuk segera mentransfer sejumlah uang. Pada kasus ini, penjahat siber bisa saja melampirkan malware berbahaya sebagai lampiran yang seharusnya penting.

 

(Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Persib Siapkan Mode Manuver Senyap
Persib Siapkan Mode Manuver Senyap Untuk Bangun Skuatnya di Musim Depan
Performa Robi Darwis Dapat Sorotan Tajam
Performa Robi Darwis Dapat Sorotan Tajam, Bojan Hodak Pasang Badan
Kesenian Gembyung Subang - YouTube Kebudayaan Subang
Kesenian Gembyung: Warisan Budaya Tradisional Kabupaten Subang
Tasikmalaya Sandal Tarumpah
Keren! Tasikmalaya Punya Sandal Tarumpah
Fakta unik domba
Domba Hewan Mudah Ditipu, Gini Kata Dosen IPB!
Berita Lainnya

1

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

2

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!

3

Tanggul Jebol, Ribuan Makam di TPU Bojongsoang Kabupaten Bandung Terendam Banjir

4

Inflasi Kota Bandung Hingga 10 Persen Akibat Lonjakan Harga Jelang Ramadan

5

Gubernur Dedi Mulyadi Perjuangkan Nasib Siswa yang Gagal Ikuti SNBP Akibat Kelalaian Sekolah
Headline
PSIM Yogyakarta Juara Liga 2
PSIM Yogyakarta Juara Liga 2 setelah Tekuk Bhayangkara FC
Peluncuran Bank Emas Prabowo
Peluncuran Bank Emas, Prabowo: Pertama dalam Sejarah Bangsa Indonesia
Anto Boyratan
Ukir Sejarah! Anto Boyratan Jadi Atlet Indonesia Pertama di Liga Basket Australia
BPBD Kabupaten Bandung, banjir
BPBD Kabupaten Bandung: Tanggul Jebol Sungai Cikapundung Kolot Genangi Ribuan Rumah Warga

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.