Warga Rancaekek Desak Pemerintah Tindak Pencemaran Udara Pabrik

Penulis: hafidah

Pencemaran Udara Pabrik
Pencemaran Udara Pabrik di Rancaekek (Instagram/@inforck)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pencemaran udara pabrik kembali menjadi masalah krusial di tengah masyarakat. Warga Kampung Cangkuang, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, harus menghadapi kondisi udara yang buruk akibat asap pekat dari salah satu pabrik yang diduga menggunakan pembakaran batu bara.

Selama tiga minggu terakhir, asap hitam muncul hampir setiap hari dan menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan warga. Keluhan yang muncul antara lain bau menyengat, mata perih, hingga sesak napas, terutama bagi anak-anak, lansia, dan mereka yang tinggal paling dekat dengan area industri tersebut.

Keresahan warga semakin meluas setelah video kondisi lapangan diunggah akun Instagram @inforck. Dalam video tersebut terlihat asap hitam menggumpal dari atap pabrik yang berada tak jauh dari pemukiman.

“Asap dari Pabrik Cemari Udara di Desa Cangkuang, Warga Alami Iritasi dan Sesak Napas,” tulis akun @inforck.

Baca Juga:

Gempur Tengkulak dan Rentenir, Kopdes Merah Putih Siap Selamatkan Ekonomi Desa

Aliansi Pedagang Desak Revitalisasi Pasar di Bandung: Pasar Kumuh Harus Segera Dibenahi

Respons netizen

Respons netizen pun ikut memanaskan diskusi di kolom komentar. Banyak yang menunjukkan simpati dan kritik keras terhadap kondisi ini.

“Polusi udarana bau dugi KA Dangdeur, Jaba gaduh sesak nafas,” tulis akun @rani***

“Kasian bayi sm lansia²,” tulis @ndna***.

“Pinter pabrik na, pas aya pemeriksaan langsung teu nembul,” tulis @sibi***

“Saha anu wargana gawe dipabrik eta??,” tulis @azha***

Masalah pencemaran udara pabrik bukan sekadar gangguan sementara. Ini adalah krisis yang bisa berdampak panjang terhadap kualitas hidup masyarakat dan keberlangsungan lingkungan. Oleh karena itu, langkah tegas dari pemerintah tidak bisa ditunda lagi.

Desakan agar penggunaan batu bara dihentikan dan digantikan dengan energi yang lebih ramah lingkungan menjadi suara dominan dari masyarakat. Mereka menolak jadi korban dari praktik industri yang mengabaikan keselamatan dan kesehatan warga.

(Hafidah Rismayanti/Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Satpol PP
Satpol PP Bogor Tertibkan PKL dan Spanduk Ilegal Jelang Idul Adha
Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Unpas Raih Juara di Ajang Padjadjaran Public Relations Fair (PPRF) 2025
Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Unpas Raih Juara di Ajang Padjadjaran Public Relations Fair (PPRF) 2025
Larangan Masuk Trump
Trump Larang Warga 12 Negara Masuk AS, Termasuk Indonesia?
POSDIGI Hadirkan Meterai Tempel Asli dari PERURI di Marketplace: Cegah Peredaran Meterai Palsu
POSDIGI Hadirkan Meterai Tempel Asli dari PERURI di Marketplace: Cegah Peredaran Meterai Palsu
Hari Lingkngan Hidup 2025
Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025: Melawan Krisis Sampah Plastik
Berita Lainnya

1

Suasana Asri di Pesawahan Kaki Gunung Malabar

2

Greenpeace Sebut Tambang Nikel Ancam Laut Raja Ampat, Begini Respon Bahlil

3

Menteri PKP Apresiasi Langkah Cepat Gubernur Jabar Dalam Pembangunan Perumahan Rakyat

4

Creative Workshop JNE Content Competition "Inspirasi Tanpa Batas" Disambut Semangat Mahasiswa Universitas Bhakti Kencana

5

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU
Headline
Penambangan Nikel Raja Ampat Papua Barat Daya
Legislator Kritik Keras Penambangan Nikel Raja Ampat Papua Barat Daya, Melanggar Regulasi!
jemaah haji indonesia
Suhu Arafah Capai 50 Derajat, Jemaah Haji Indonesia Dilarang Keluar Tenda Saat Wukuf
timnas indonesia vs China
Erick Thohir Ajak Prabowo Nonton Timnas Indonesia Vs China Lantaran Bawa Hoki
Kawah Timbang Gunung Dieng Alami Peningkatan Suhu dan Konsentrasi Gas CO2, Masyarakat Waspada
Kawah Timbang Gunung Dieng Alami Peningkatan Suhu dan Konsentrasi Gas CO2, Masyarakat Waspada

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.