Warga Citeurep Dayeuhkolot Sedikity Lega, Pembangunan Pintu Air Mampu Atasi Banjir Kiriman
Banjir Kiriman di Dayeuhkolot Berangsur Teratasi Berkat Pembangunan Pintu Air
BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Warga Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mulai merasakan dampak positif dari pembangunan Pintu Penahan Air di sekitar Jembatan Pasigaran sebagai solusi banjir.
Pembangunan pintu air ini menjadi solusi atas masalah banjir kiriman yang kerap melanda kawasan tersebut, terutama saat musim hujan.
Selama ini, banjir di wilayah RW 17, RW 09 Pasigaran, hingga RW 13 Kampung Sukabirus disebabkan oleh sampah kiriman dari aliran air Kota Bandung dan sekitarnya.
Plastik, kayu, hingga limbah rumah tangga sering terbawa arus dan menyumbat saluran, memicu luapan air ke pemukiman warga.
“Sebelum ada pintu penahan, setiap hujan deras, sampah dari hulu membanjiri permukiman kami. Sekarang alhamdulillah sudah tertahan,” kata Nana (55), warga RW 17.
Pembangunan pintu air berbahan besi ini merupakan inisiatif Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung yang diimplementasikan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR).
Proses pengerjaan dipercepat berkat dukungan Tri Rahmanto, tokoh masyarakat Lamajang Peuntas, yang turun langsung memantau lapangan. Warga menyampaikan apresiasi atas respons cepat Pemkab Bandung.
“Kami bersyukur ada pemimpin yang mendengar keluhan masyarakat dan bertindak nyata,” ujar Mimin, salah seorang warga.
Selain pembangunan pintu air, upaya normalisasi saluran TPT yang bermuara ke Sungai Cigede juga dilakukan.
Komarudin (58), warga RW 13 Kampung Sukabirus, mengakui bahwa aliran air kini lebih lancar setelah pembersihan dan perbaikan saluran.
“Saluran yang sebelumnya mampet dan dangkal sudah dinormalisasi. Banjir berkurang drastis,” katanya.
Tri Rahmanto, yang juga aktif sebagai pembina remaja masjid (PRIMA), rutin berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas Polsek Dayeuhkolot untuk memantau titik rawan banjir dan menggalang gotong royong warga.
“Pak Tri sangat responsif. Beliau langsung turun ke lokasi dan memastikan informasi sampai ke pihak berwenang,” ujar Nana, tokoh RW setempat.
BACA JUGA
Update Banjir dan Longsor Bogor: 24 Jiwa Mengungsi, 3 Meninggal
Kali Ciliwung Meluap, Warga Kebon Pala Terendam Banjir dan Dievakuasi ke SD
Meski kondisi membaik, warga berharap penanganan sampah di hulu semakin serius.
“Kalau sampah dari wilayah atas tidak dikendalikan, kami di hilir tetap rentan terdampak,” pungkas Komarudin.
Keberhasilan penanganan banjir di Dayeuhkolot menjadi contoh kolaborasi efektif antara pemerintah, tokoh masyarakat, dan warga dalam mengatasi masalah lingkungan.
(Aak)