BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kehadiran Gerakan Raya Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya di Pulau Dewata dtoak sejumlah warga Bali termasuk pecalang karena dinilai bisa meresahkan. Ormas besutan gangster Hercules Rosario Marshal itu dianggap identik dengan premanisme.
Senator asal Bali Ni Luh Djelantik melalui akun Instagramnya mengatakan Bali sudah memiliki pecalang atau polisi adat untuk membantu menjaga stabilitas keamanan wilayah, sehingga tidak butuh ormas dari luar.
Wayan Darmaya, ketua Pecalang Desa Adat, Sulanyah, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng mengirim surat terbuka kepada Gubernur Bali I Wayan Koster agar menolak ormas luar masuk Bali, Minggu (4/5/2025).
Surat terbuka terkait penolakan GRIB Jaya masuk Bali dari pecalang juga ditujukan kepada Bendesa Agung MDA Bali serta Manggala Agung Pasikian (Persatuan) Pecalang Provinsi Bali.
Surat terbuka tersebut berisikan tentang keresahan masyarakat Bali terkhusus pecalang terhadap hadirnya ormas luar yang mangacu pada Pergub Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat.
“Kelembagaan adat memiliki struktur jaga baya dan pecalang sendiri di bawah Baga Pawongan yang memiliki fungsi dan peran penting untuk menjaga keamanan wewidangan (wilayah) Bali,” tulisnya.
Artinya, dengan adanya pecalang, Bali sudah mampu menjaga stabilitas keamanan wilayah.
“Melalui surat terbuka ini kami mohon pihak terkait untuk menolak adanya ormas luar pulau dewata, serta memohon untuk diperkuat kelembagaan Pasikian pecalang Bali dengan alokasi anggaran yang wajar,” tandasnya.
Sebelumnya GRIB Jaya meresmikan kepengursannya di Bali. Aksi itu viral di media sosial dan mendapat tanggapan negatif dari sejumlah warga Bali yang resah dengan kehadiran ormas berbau preman itu. (Usk)