BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Viral di media sosial di TikTok penjelasan tentang penggunaan chat GPT di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Hal itu juga disampaikan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Riset (Dikti Saintek) Stella Christie.
Video yang di unggah melalui laman TikTok penggemar Stella Christie @stellachristiefans, Jumat (25/10/2024) telah mendapatkan 326 ribu penonton. Guru Besar dari Universitas Tsinghua tersebut menjelaskan bahwa di masa depan, manusia bisa bersaing dengan chat GPT.
Chat GPT merupakan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dapat berinteraksi dengan manusia melalui percakapan berbasis teks. Umumnya, chat GPT digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia.
“Secara logika mudah jika Anda hanya punya kemampuan chat GPT untuk berinteraksi, namun Anda tidak akan bisa bersaing. Anda akan digantikan dengan chat GPT, ” kata Stella kepada audiensi di SMA Unggul Del, Toba, Sumatera Utara, Rabu (28/2/2024) lalu.
Meskipun demikian, Stella Christie menjelaskan dua hal yang bisa meningkatkan kemampuan berpikir manusia. Di antaranya dengan menggunakan Human Focus Skills, dan sistem Thinking.
Dalam pidatonya, Stella menjelaskan bahwa manusia harus mempunyai keahlian kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain. Kemampuan ini akan berjalan sempurna jika diimbangi dengan sistem Thinking, yaitu cara berpikir dengan berfokus pada sistem berinteraksi.
“Apapun bidang Anda, mau itu matematikawan, komputer, scientist, Anda harus punya keahlian Human Focus Skills. Dan yang kedua Anda harus punya sistem Thinking, ” ucapnya.
Ia mengatakan, jika manusia mampu menyelaraskan keduanya, tidak ada lagi persaingan antara teknologi AI dengan manusia. Stella berharap, dua hal tersebut bisa dijadikan pembelajaran berpikir manusia di tengah penggunaan teknologi AI yang makin marak.
Stella Christie lahir 11 Januari 1979 adalah seorang akademisi, ilmuwan kognitif asal Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Ia memperoleh gelar sarjana dari Harvard University dan gelar Ph.D. dari Northwestern University dalam bidang psikologi kognitif.
Saat ini, ia merupakan guru besar di Tsinghua University, Beijing, Tiongkok, di mana ia juga memegang posisi sebagai Research Chair di Tsinghua Laboratory of Brain and Intelligence. Stella juga menjabat Direktur Child Cognition Center
Stella menikah dengan Bartlomiej Czech, seorang ilmuwan Polandia yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Harvard dan Universitas Pennsylvania dengan gelar doktor. Mereka sudah memiliki seorang anak laki-laki bernama Bayu Czech.
(Usk)