BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Digempur hujan seminggu terakhir hingga menyebabkan banjir di wilayah Batununggal dan Lengkong. Wakil Wali Kota Bandung, Erwin minta Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung lakukan Detail Engineering Design (DED) untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Menurutnya, hal tersebut untuk mengetahui apakah persoalan banjir murni karena kualitas drainase yang buruk di Kota Kembang, atau kiriman dari wilayah yang mengelilingi Kota Bandung.
“Saya minta ke dinas PU untuk melakukan DED dulu terkait banjir ini. Apakah emang berasal dari kita, apakah limpahan air dari Kabupaten lain,” kata Erwin, Kamis (27/2/2025).
Nantinya, Pemkot Bandung akan melakukan kordinasi dengan beberapa wilayah yang mengelilingi Kota Bandung untuk pembahasan terkait penyelesaian permasalahan banjir.
“Makanya kita koordinasi dengan Kabupaten Bandung, dengan Cimahi, Bandung Barat, Sumedang itu kita koordinasi bagaimana mengatasi hal ini gitu,” ucapnya
Berdasarkan pantauan yang dilakukan pihaknya, Erwin menemukan penyempitan drainase maupun pendangkalan akibat pendirian bangunan di sekitar sungai.
Oleh karena itu, pihaknya memerintahkan para pemangku kebijakan untuk melakukan pengecekan di wilayah tersebut. Sebab, secara fasum fasos, daerah pinggiran sungai tak boleh berdiri bangunan rumah.
“Saya cek kesana ternyata sungai solokan besarnya itu dibangun rumah-rumah, makanya tadi meminta kepada Damkar, meminta kepada Kadis PU untuk coba mengecek, dan juga meminta kepada Satpol pp untuk coba mengecek,” ujarnya.
BACA JUGA:
DSDABM Kota Bandung Akui Selesaikan Banjir Gedebage Masih Butuhkan Beberapa Kolam Retensi
Tanggul Jebol, Ribuan Makam di TPU Bojongsoang Kabupaten Bandung Terendam Banjir
“Fasum fasos yang dibangun oleh masyarakat di pinggir sungai itu kan tidak boleh. Karena dampaknya limpahan air itu mental ke atas, kebuangnya ke pinggir, airnya ke masyarakat” sambungnya
Pihaknya pun akan memberikan pemahaman kepada masyarakat sekitar, untuk penegakan aturan terkait pelarangan pendirian bangunan di wilayah pinggiran sungai.
“Aturan harus ditegakkan ya, tetap tapi kita kedepankan pendekatan persuasif. Seperti contoh Bagaimana kita ini melakukan pendekatan Citarum Harum,” pungkasnya
(Rizky Iman/Usk)