PANGANDARAN, TEROPONGMEDIA.ID — Bayi Banteng Jawa yang lahir di Pusat Reintroduksi Cagar Alam Pananjung, Pangandaran, resmi diberi nama “Exploitasia” oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Raja Juli Antoni. Pemberian nama ini menjadi simbol harapan baru bagi kelestarian satwa langka tersebut.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian LHK, Satyawan Pudyatmoko, mengungkapkan kegembiraannya atas kelahiran bayi Banteng Jawa betina tersebut.
“Bapak Menteri Kehutanan (Raja Juli) memberikan nama bayi Banteng Jawa ini Exploitasia. Semoga terus tumbuh dan sehat serta menjadi penguat populasi Banteng Jawa di Cagar Alam Pananjung, Pangandaran,” ujar Satyawan dalam siaran resmi BBKSDA Jabar, dikutip Senin (28/7/2025).
Dijelaskan, Exploitasia dimaknai sebagai simbol semangat eksplorasi dan pelestarian kekayaan hayati.
“Kami berharap ia tumbuh sehat dan memperkuat populasi Banteng Jawa di habitat alaminya,” kata Satyawan.
Di sisi lain, Exploitasia mirip dengan nama salah satu petinggi lembaga Kementerian Kehutanan RI, Drh Indra Exploitasia Semiawan, MSi, yang menjabat sebagai Kepala Badan Penyuluhan Dan Pengembangan SDM.
Program konservasi ini merupakan hasil kolaborasi multipihak, melibatkan Kementerian LHK melalui BBKSDA Jawa Barat, Taman Safari Indonesia, PT Star Energy Geothermal Darajat II Limited, Pemerintah Kabupaten Pangandaran, serta dukungan masyarakat setempat.
BACA JUGA
Akselerasi Konservasi Dua Laut di Gorontalo akan Dibentuk
Varietas Genetik Turun, Badak Jawa Ujung Kulon Ditranslokasi
Tim medis BBKSDA Jawa Barat terus memantau kesehatan Exploitasia dan induknya, Uchi, untuk memastikan perkembangan yang optimal. Kelahiran Exploitasia membuktikan keberhasilan upaya konservasi sekaligus menegaskan Pangandaran sebagai habitat ideal bagi perkembangbiakan Banteng Jawa.
Keberadaan Exploitasia tidak hanya menjadi kebanggaan dunia konservasi Indonesia, tetapi juga menandai babak baru dalam upaya penyelamatan satwa endemik Jawa yang sempat terancam punah ini.
(Aak)