BANDUNG.TM.ID Tradisi Pacu Jalur yang ada di Riau menurut sejarah sudah terkenal oelh masyarakat Rantau Kuantan sejak tahun 1900. Penduduk kebanyakan menggunakan perahu besar yang biasanya dipakai untuk mengangkut hasil bumi, seperti pisang, tebu, dan lain-lain.
Perahu ini kemudian dipacukan di sepanjang kampung Rantau Kuantan. Pacu Jalur tersebut di selenggarakan untuk merayakan hari-hari besar islam seperti Maulid Nabi, Ramadhan, 1 Muharram, dan Idul Fitri.
Tradisi Paju Jalur
Tradisi Pacu Jalur merupakan tradisi yang sudah turun temurun di masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi Riau. Biasanya disaksikan oleh masyarakat mayoritas Kabupaten Kuantan Singingi. Jarak tempuh yang sangat jauh dari tempat tinggal mereka bukanlah suatu halangan untuk menonton tradisi ini.
Peserta Tradisi Pacu Jalur ini merupakan pemuda-pemuda yang ada di desa tersebut. Jika ada peserta yang gugur maka tidak boleh ikut bermain lagi. Para pemenangnya akan diadu kembali untuk mendapat pemenang utama.
Faktor pendukung yang membuat pacu jalur ini berkembang adalah pacu jalur ini sudah ada dalam kalender pariwisata kabupaten Kuantan Singingi dan juga merupakan agenda pariwisata nasional yang ada setiap tahunnya. Lalu, banyaknya sponsor yang ikut andil dalam acara ini, dan panitia pacu jalur juga mengadakan pentas seni dan panggung hiburan malam harinya.
Tujuan Tradisi Pacu Jalur
Tujuan dari Tradisi pacu jalur ini bisa menjaga dan melestarikan tradisi tersebut. Selain itu, masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi juga menambah penghasilan untuk masyarakat sekitar seperti berdagang di lokasi paju jalur, menyediakan penginapan, jasa parkir dan juga sewa transportasi.
Kegiatan tersebut merupakan pesta rakyat yang sangat meriah. Untuk para wisatawan yang berkunjung ke acara ini, kamu bisa menyaksikan kemeriahan festival yang merupakan hasil karya masyarakat ini. Pacu jalur ini merupakan puncak dari semua kegiatan, dan keringat yang mereka keluarkan untuk mencari penghidupan selama setahun.
Tradisi pacu jalur ini menuntut adanya solidaritas sosial masyarakat. Tanpa kekompakan dan juga kebersamaan warga masyarakat, acara ini tidak akan terwujud. Salah satu bentuk solidaritas masyarakat yaitu pada tahap Maeleo atau menarik merupakan tahap pembuatan jalur.
Tahapan tersebut masyarakat lakukan setelah menebang kayu jalur. Karena pekerjaan ini snagat berat dan membutuhkan solidaritas dan tenaga manusia yang banyak. Dalam tahap ini banyak laki-laki dan perempuan yang terlibat. Mereka ramai-ramai ke hutan untuk menarik kayu jalur tersebut.
BACA JUGA: Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan Sejumlah Daerah
(Kaje)