BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Yudha Pratama Situmorang, penerima beasiswa LPDP yang pernah berkarier di industri pertambangan, kini mengalihkan fokusnya ke dunia pendidikan. Ia mendirikan Skuling.id, sebuah platform edukasi berbasis gamifikasi yang bertujuan membantu siswa mempersiapkan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK SNBT).
Sebagai pendiri sekaligus CEO Skuling.id, Yudha menilai tantangan utama pendidikan di Indonesia bukan terletak pada kemampuan intelektual siswa, melainkan pada minimnya motivasi untuk belajar. Melalui pendekatan interaktif dan menyenangkan, ia berharap dapat menumbuhkan semangat belajar generasi muda secara lebih efektif.
“Masalah pembelajaran di Indonesia saat ini bukan soal kemampuan kita yang kurang, tapi desire to learn-nya yang masih kurang,” ujarnya, dikutip dari laman LPDP, Jumat (4/4/2025).
Ia menilai masifnya penggunaan media sosial seperti TikTok, Instagram, serta game online menjadi faktor utama menurunnya minat belajar. Berbagai riset mengungkap konsumsi konten digital yang berlebihan berdampak pada menurunnya konsentrasi, daya pikir jernih, serta kemampuan menyerap informasi. Fenomena ini bahkan membuat istilah brain rot dinobatkan sebagai Word of The Year 2024 oleh Oxford University Press.
Kondisi tersebut mendorong Yudha mendirikan Skuling.id dengan metode gamifikasi, agar belajar terasa semenarik bermain game. Dengan pendekatan ini, siswa lebih terdorong untuk menghabiskan waktu di aplikasi pendidikan tanpa merasa terbebani.
Meninggalkan Tambang, Merintis Perubahan
Beralih ke dunia startup bukan keputusan yang mudah bagi Yudha. Setelah menempuh pendidikan di Teknik Geologi Universitas Padjadjaran, ia bergabung dengan PT Adaro Energi Indonesia. Selama lebih dari empat tahun, ia mengembangkan kariernya, bahkan masuk dalam program Management Trainee, yang mempersiapkan pemimpin masa depan perusahaan.
Pandemi COVID-19 menjadi titik balik dalam hidupnya. Ia melihat bagaimana krisis global membuka peluang baru, termasuk di bidang kewirausahaan. Kesempatan itu semakin jelas saat LPDP membuka program Beasiswa Kewirausahaan pada 2021. Yudha memanfaatkan peluang tersebut dan mengembangkan side project bernama InvestBro, situs literasi finansial yang berhasil menarik hingga 4.000 pembaca per hari.
Boston University menjadi pilihannya untuk memperdalam ilmu bisnis, terutama dalam bidang digital technology dan data analytics. Di kampus ini, ia bertemu dengan tokoh-tokoh penting Indonesia, seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani, mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, serta CEO Tokopedia Patrick Sugito Walujo. Pengalaman ini semakin memperkuat misinya dalam dunia pendidikan.
Skuling.id: Menciptakan Revolusi Belajar Berbasis Gamifikasi
Sekembalinya ke Indonesia, Yudha menghadapi dilema besar: tetap melanjutkan karier di dunia pertambangan atau merintis startup pendidikan dari nol. Meski harus meninggalkan pekerjaan dengan gaji tinggi, ia memilih mengikuti panggilan hati untuk berkontribusi lebih luas dalam dunia pendidikan.
Dengan konsep gamifikasi, Skuling.id dirancang untuk menarik perhatian siswa agar lebih termotivasi belajar. Sistem leaderboard, peringkat, serta push rank diterapkan untuk menciptakan pengalaman belajar yang kompetitif dan menyenangkan. “Saat ini, kompetisi bukan hanya antar aplikasi edukasi, tetapi juga melawan media sosial dan game online dalam merebut perhatian pelajar,” tegas Yudha.
Strategi ini terbukti berhasil. Skuling.id telah digunakan lebih dari 220 ribu siswa dari 509 kota dan kabupaten di Indonesia. Soal-soal dalam platform ini telah dikerjakan lebih dari 19 juta kali, menunjukkan keterlibatan tinggi dari para penggunanya. Bahkan, ungkapan “mau push rank Skuling dulu” kini sering digunakan siswa untuk menyebut kegiatan belajar mereka.
Selain mengembangkan teknologi, Skuling.id juga aktif dalam program sosial. Mereka menyediakan tryout gratis di berbagai sekolah, bekerja sama dengan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, serta mendukung program pemberdayaan perempuan di bidang STEM. Skuling juga berkolaborasi dengan Karsabakti, organisasi yang membantu anak-anak menjadi sarjana pertama di keluarganya.
Misi Besar: Membuka Akses Pendidikan yang Lebih Baik
Saat ini, Skuling.id baru mencapai sekitar 10 persen dari visi besar yang ingin diwujudkan. Yudha dan timnya berencana memperluas cakupan layanan hingga jenjang pendidikan SMP dan SD, guna membawa pendekatan gamifikasi ke lebih banyak siswa.
Baginya, membangun startup bukan hanya sekadar bisnis, tetapi sebuah misi untuk menyalakan harapan bagi masa depan pendidikan Indonesia.
“Peran LPDP sangat besar dalam perjalanan saya. Beasiswa ini membuka pintu ke pendidikan berkualitas yang membentuk visi saya saat ini,” ungkapnya.
BACA JUGA:
Mahasiswa UMJ Cetak Prestasi di Kompetisi Internasional, Artikel Soal Palestina Raih Juara
Bikin Terharu! Kisah Mahasiswa UGM yang Ingin Mengabdi di Daerah 3T
Yudha berharap semakin banyak anak muda Indonesia memanfaatkan kesempatan ini untuk berkarya dan berkontribusi bagi negeri.
“Jangan lupa dari mana kita memulai, tetap syukuri langkah kecil yang telah dicapai, dan yang terpenting, just keep the mission alive,” pungkasnya.
(Virdiya/Budis)