BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama instansi terkait masih melakukan penanganan darurat pascabanjir bandang yang melanda Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), sejak Senin (8/9/2025).
Pemerintah melalui Kementerian Sosial juga Pemda NTT juga mengirimkan bantuan logistik dan tim pendamping untuk mempercepat penanganan di lapangan.
Hingga saat ini tercatat lima orang meninggal dunia, tiga orang hilang, tiga orang luka-luka, dan 30 warga mengungsi sementara waktu.
“Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap warga yang dinyatakan hilang,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis.
Baca Juga:
18 Desa Terisolasi, 5 Orang Meninggal Imbas Banjir Bandang di Nagekeo NTT
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Tewas, 4 Orang Hilang
Bencana banjir bandang tersebut berdampak pada 14 desa di tiga kecamatan, yakni Mauponggo, Nangaroro, dan Boawae. Selain menelan korban jiwa, banjir juga menyebabkan kerusakan satu rumah hanyut, satu rumah rusak berat, dua kantor, dua jembatan, serta tiga ruas jalan utama.
Upaya perbaikan akses jalan terus dilakukan. Dua titik kerusakan di Kecamatan Mauponggo sudah berhasil dibersihkan, sementara tiga titik lain masih dalam proses penanganan.
“Perbaikan akses jalan ini sangat membantu percepatan distribusi bantuan dan penanganan darurat,” ujar Abdul.
Status Tanggap Darurat Bencana Cuaca Ekstrem
Pemerintah Kabupaten Nagekeo telah menetapkan status tanggap darurat bencana cuaca ekstrem mulai 9 hingga 30 September 2025. Untuk mendukung penanganan, BPBD Provinsi NTT mengirimkan bantuan logistik melalui jalur laut, berupa selimut, matras, peralatan masak, hygiene kit, kasur lipat, velbed, peralatan kebersihan, biskuit protein anak, serta tenda keluarga.
BNPB juga menyalurkan dukungan berupa 200 paket sembako, 100 paket makanan siap saji, 50 paket sandang-pangan, 30 paket perlengkapan bayi, senter, gergaji mesin, genset, dan tenda pengungsi.
“BNPB menyiapkan bantuan dana siap pakai serta tambahan logistik sesuai kebutuhan lapangan,” tegas Abdul.
Banjir bandang terjadi setelah hujan lebat mengguyur Nagekeo sejak 7 hingga 8 September 2025. Air bah bermula dari wilayah pegunungan di Kecamatan Mauponggo dan meluas hingga ke daerah yang lebih rendah. (usamah kustiawan)