BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan turut mendorong tingginya permintaan produk pangan fungsional, salah satunya probiotik.
Fenomena ini menginspirasi tim peneliti Laboratorium Teknologi Susu & Telur, Departemen Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM), yang dipimpin Prof. Widodo, Ph.D., untuk mengembangkan pangan fungsional berbasis susu.
“Pangan fungsional mengandung senyawa bioaktif atau mikroba menguntungkan dalam jumlah cukup untuk memberikan manfaat kesehatan. Selain memenuhi kebutuhan nutrisi, pangan ini juga memberikan efek positif bagi tubuh,” jelas Prof. Widodo, melansir UGM.
Bersama Prof. Dr. Ir. Nurliyani, M.S., Endang Wahyuni, S.Pt., M.Biotech., dan Satyaguna Rakhmatulloh, S.Pt., M.Sc., tim ini berhasil mengembangkan probiotik lokal Indonesia seperti Lactobacillus casei strain AP yang berasal dari sistem pencernaan bayi peminum ASI.
Produk susu fermentasi dengan probiotik ini, setelah uji pra-klinis pada tikus diabetik dan uji klinis pada individu obesitas, terbukti menurunkan kadar kolesterol darah. Produk tersebut diberi nama Lowkol (low kolesterol).
Tak berhenti di situ, tim juga mengembangkan Pediococcus acidilactici strain BE, probiotik dari sistem pencernaan bayi Indonesia peminum ASI.
Uji pra-klinis menunjukkan probiotik ini dapat menurunkan kadar gula darah dan memperbaiki fungsi sel beta pankreas pada tikus diabetik. Produk susu fermentasinya diberi nama Lowcose (lower blood glucose).
Baca Juga:
Kedua produk ini telah mengantongi sertifikat halal dan tengah dalam proses pendaftaran merek. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi alami bagi masyarakat untuk menjaga kesehatan sekaligus mencegah penyakit metabolik.
(Virdiya/Budis)