BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Marc Marquez kembali menegaskan dirinya sebagai pusat perhatian MotoGP 2025. Bersama Ducati Lenovo, pembalap asal Cervera, Spanyol, tampil tak terbendung dan menjelma menjadi pemeran utama musim ini.
Dominasi Marquez terlihat jelas setelah ia mencatatkan enam kemenangan beruntun di Sprint dan balapan utama. Raihan itu membuatnya menjadi pembalap pertama yang menembus angka 400 poin musim ini tepatnya 418 poin padahal kalender MotoGP masih menyisakan sembilan seri lagi. Keunggulan Marquez bahkan kian melebar, dengan jarak 142 poin dari pesaing terdekatnya di klasemen sementara.
Namun, cerita berbeda datang dari rekan setimnya, Francesco Bagnaia. Mengendarai motor Desmosedici GP25 yang sama, performa Bagnaia justru kontras dengan Marquez. Situasi ini kemudian menjadi sorotan mantan pembalap Italia, Loris Reggiani.
Menurut Reggiani, masalah yang dialami Bagnaia bukan hal baru. Ia kerap cepat di awal balapan, namun kemudian kehilangan ritme tanpa alasan yang jelas. Fenomena itu terlihat jelas di Red Bull Ring, Austria—sirkuit yang selama tiga musim terakhir selalu dimenangi Bagnaia. Tahun ini, pembalap asal Turin itu justru gagal naik podium, baik di Sprint maupun balapan utama.
“Di situlah seharusnya Bagnaia berada, tapi mungkin ada sesuatu yang terjadi padanya. Karena hingga pertengahan balapan, sepertinya dia bisa melakukannya,” ujar Reggiani kepada Moto.it, dikutip dari BolaSport.com via Motosan.
“Tetapi ini bukan kali pertama dia terlihat bisa hingga pertengahan balapan, lalu setelah itu seolah-olah semua masalah menimpanya. Tahun ini jelas ada juga faktor pribadi,” lanjutnya.
Reggiani juga menilai bahwa keunggulan Marquez musim ini turut dipengaruhi faktor teknis. Menurutnya, Desmosedici GP24 masih menjadi motor terbaik, kecuali GP25 yang saat ini berada di tangan Marquez.
“GP25 selalu menang, tapi yang jelas bahwa jika kita menghilangkan Marquez dari sana, motor terbaik sepertinya masih 2024,” ucap mantan pembalap GP 500cc itu.
Meski demikian, Reggiani tak menampik jika Bagnaia sendiri beberapa kali sudah menyuarakan hal serupa.
Lebih jauh, pria asal Italia itu mengakui dirinya sempat meremehkan peluang Marc Marquez untuk kembali ke level tertinggi. Mengingat, sejak kecelakaan horor di Jerez 2020, karier Marquez sempat diragukan. Kala itu, ia harus menjalani empat kali operasi akibat cedera parah di lengan kanan, ditambah masalah penglihatan ganda atau diplopia yang sempat mengganggunya.
“Saya tidak berpikir dia (Marquez) akan bisa kembali, baik secara fisik maupun psikologis, dalam kondisi untuk balapan seperti sebelum kecelakaan itu, setelah semua yang telah dia alami,” kata Reggiani.
BACA JUGA:
Marc Marquez Menggila di Red Bull Ring, Asapi Pedro Acosta
Dari Doohan hingga Rossi Inilah ‘Starting Line-Up’ MotoGP Fantasi Versi Marc Marquez
Reggiani juga menyoroti bahwa dominasi Marquez musim ini tidak lepas dari berkurangnya persaingan, terutama akibat cedera yang dialami Jorge Martin.
“Selain itu, saya pikir dia (Marquez) akan menghadapi Bagnaia yang lebih tangguh, sehingga dia tidak akan terlalu menderita pada tahun 2025 dan tekanan psikologis memiliki Marquez di garasi,” ucapnya lagi.
“Saya mengira akan ada Martin di Aprilia yang akan membuat Marquez sulit, tapi dia (Martin) malah menghilang.”
Meski begitu, Reggiani mengakui bahwa keberhasilan Marquez tetaplah spesial. Baginya, musim ini Marquez memang sedikit beruntung karena semua berjalan sesuai harapan.
“Intinya, Marquez juga sedikit beruntung tahun ini, semuanya berjalan lancar dia. Satu-satunya yang kadang-kadang mengganggunya adalah saudaranya (Alex Marquez),” ujar Reggiani menutup pernyataannya.
(Haqi/_Usk)