JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Perubahan sistem poin dalam dunia olahraga bukanlah hal baru. Namun, isu terbaru datang dari dunia bulu tangkis yang tengah menyiapkan uji coba format baru 3×45 pada kejuaraan internasional junior. Ide ini menimbulkan perdebatan, terutama karena menyentuh aspek fundamental permainan.
Faktanya, bulu tangkis bukanlah satu-satunya cabang olahraga yang pernah melakukan transformasi aturan. Bola voli, tenis meja, hingga basket juga pernah mengubah sistem penilaian demi menjaga daya tarik pertandingan.
Badminton
Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) mengumumkan uji coba sistem 3×45 di Piala Suhandinata 2025 di India. Format ini membagi pertandingan ke dalam tiga set, di mana setiap set berisi lima gim (tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran).
Setiap gim hanya membutuhkan 9 poin tanpa setting, sehingga total satu set bernilai 45 poin. Selain itu, jumlah pemain dalam tim minimal enam orang dan maksimal 16, dengan aturan pergantian pemain lebih ketat. Tujuannya jelas: membuat permainan lebih cepat, membuka rotasi pemain, dan menambah daya tarik kompetisi beregu.
Bola Voli
Voli juga pernah mengalami perubahan signifikan. Dahulu, hanya tim yang sedang melakukan servis bisa mencetak angka (side-out scoring). Pertandingan berlangsung hingga 15 poin dengan selisih dua angka, membuat durasi laga seringkali panjang.
Sejak 1999, Federasi Bola Voli Internasional (FIVB) memperkenalkan rally point system, di mana setiap reli menghasilkan poin bagi tim manapun. Format baru ini menetapkan set pertama hingga keempat dimainkan sampai 25 poin, sementara set kelima hanya sampai 15 poin, tetap dengan selisih dua angka. Kehadiran libero dan aturan let serve (2001) juga memperkaya taktik permainan.
Baca Juga:
Gol Penalti Mbappe Antar Real Madrid Menang Tipis 1-0 atas Osasuna di La Liga 2025/2026
Dricus du Plessis Akui Kehebatan Khamzat Chimaev, Janji Rebut Kembali Sabuk UFC
Tenis Meja
Tenis meja di bawah ITTF juga merevisi aturan besar pada 2001. Jika sebelumnya set dimainkan hingga 21 poin, aturan baru mengurangi target menjadi 11 poin. Pergantian servis dilakukan tiap dua angka, dengan format best of five atau best of seven.
Langkah ini membuat pertandingan lebih singkat, intens, dan cocok untuk kebutuhan siaran televisi, sehingga permainan lebih atraktif bagi penonton.
Bola Basket
Basket mungkin jadi olahraga dengan transformasi paling ikonik lewat hadirnya garis tiga poin. Pada awalnya, semua tembakan bernilai satu poin. Kemudian field goal dihargai dua poin, dan free throw tetap satu poin.
Inovasi besar datang pada 1961 melalui American Basketball League (ABL) yang pertama kali mengenalkan three-point line. American Basketball Association (ABA) mengikutinya pada 1967, dan NBA resmi mengadopsi aturan ini pada 1979. Saat itu, Chris Ford dari Boston Celtics mencatat sejarah sebagai pencetak three-pointer pertama di liga.
Kini, tembakan tiga angka bukan sekadar tambahan poin, melainkan strategi utama dalam basket modern. FIBA mengikutinya pada 1984, lalu NCAA pada 1986.