BANDUNG, TERPONGMEDIA.ID — Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat. Kali ini, fokus diarahkan pada penguatan ketahanan pangan melalui hilirisasi dua teknologi pascapanen: Mobile Corn Dryer (MCD) dan Mesin Jemur Dehidrator.
Kedua alat tersebut merupakan hasil inovasi teknologi tepat guna yang dirancang untuk menjawab tantangan di sektor pertanian serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Inovasi ini diharapkan mampu mengurangi kerugian petani dan meningkatkan kualitas produk pertanian, peternakan, hingga perikanan.
Mobile Corn Dryer
Mobile Corn Dryer adalah alat pengering jagung portabel yang dikembangkan oleh Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) serta Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, bekerja sama dengan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI). Alat ini mampu mengeringkan jagung dengan kecepatan penurunan kadar air hingga 10% per jam untuk kapasitas 1 ton.
Dirancang untuk fleksibilitas tinggi, MCD bisa beroperasi dengan kapasitas kurang dari 3 ton, bekerja non-stop selama 10 jam, dan hanya memerlukan dua operator. Selain jagung, alat ini juga dapat disesuaikan untuk komoditas pertanian lainnya, menjadikannya solusi strategis bagi petani dalam menjaga kualitas hasil panen dan memperpanjang masa simpan produk.
Mesin Jemur Dehidrator
Sementara itu, Mesin Jemur Dehidrator hadir sebagai jawaban atas keterbatasan pengeringan konvensional yang mengandalkan cahaya matahari. Alat ini dirancang untuk mengeringkan berbagai jenis komoditas seperti kunyit, cabai, ubi, jahe, raspberi, hingga ikan dan bengkuang.
Dengan teknologi yang efisien dan ramah energi, Mesin Jemur Dehidrator mampu mempertahankan rasa, tekstur, dan kandungan gizi produk. Selain memperpanjang umur simpan, alat ini juga membantu pelaku UMKM menciptakan produk kering bernilai ekonomi tinggi, memperluas akses pasar, dan bahkan membuka peluang ekspor.
Kedua inovasi ini telah disalurkan oleh PT Rekacipta Inovasi ITB dan kini digunakan di 11 provinsi yang tersebar di Sumatra, Jawa, Bali, NTB, Sulawesi, hingga Kalimantan. Kehadiran alat-alat ini membuktikan bahwa teknologi lokal mampu menjawab persoalan riil di lapangan.
Pada Kamis (15/5/2025), MCD dan Mesin Jemur Dehidrator dipamerkan dalam peluncuran Program Strategis Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) di Hall Indoor Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, turut hadir dan menyampaikan apresiasi atas inovasi tersebut karena dinilai mendukung ketahanan pangan nasional.
Direktur Pengabdian Masyarakat dan Layanan Kepakaran ITB, Prof. Dr.-Ing. Zulfiadi, S.T., M.T., menegaskan bahwa ITB tidak hanya berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga ingin menjadi institusi yang memberikan dampak langsung bagi masyarakat.
Baca Juga:
Shredtics, Inovasi Mahasiswa UM: Alat Cacah Plastik Portabel Ramah Lingkungan
Fluviotion: Inovasi Mahasiswa ITB Atasi Krisis Air Bersih di Garut
“Kami ingin menciptakan ekosistem inovasi yang bisa dirasakan manfaatnya secara luas. Kolaborasi dengan pemerintah, industri, dan masyarakat terus kami perkuat agar inovasi yang kami hasilkan tidak berhenti di laboratorium, tetapi hadir di tengah masyarakat,” ujar Prof. Zulfiadi, melansir laman ITB.
Melalui pemanfaatan teknologi sebagai pilar penguatan ekonomi lokal, ITB terus berupaya menjadi katalis perubahan. Integrasi antara riset, teknologi, dan pengabdian masyarakat menjadi fondasi utama dalam menghadirkan solusi relevan dan berkelanjutan di berbagai sektor kehidupan.
(Virdiya/_Usk)