BANDUNG,TM.ID: Dalam era pendidikan modern, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim telah mengumumkan kebijakan baru mengenai syarat kelulusan mahasiswa tingkat sarjana (S1) dan sarjana terapan (D4) yang tidak lagi harus skripsi. Kebijakan tersebut tertuang dalam Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Salah satu aspek yang paling mencolok dari kebijakan ini adalah penggantian skripsi dengan prototipe sebagai syarat kelulusan.
Skripsi Bukan Satu-satunya Syarat Kelulusan
Seyogyanya, skripsi telah menjadi batu loncatan terakhir bagi mahasiswa S1 dan D4 untuk mendapatkan gelar sarjana. Namun, kebijakan baru ini membuka pintu bagi alternatif lain yang tak kalah valid. Menurut Pasal 19 ayat (9) Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023, mahasiswa dapat memenuhi syarat kelulusan dengan salah satu dari dua pilihan berikut:
- Mahasiswa dapat memilih untuk menyelesaikan salah satu dari tugas akhir tersebut baik secara individu maupun berkelompok.
- Selain tugas akhir konvensional, mahasiswa juga dapat memilih untuk mengikuti kurikulum berbasis proyek atau bentuk pembelajaran lain yang sejenis. Asesmen untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi lulusan.
Kebijakan ini tentu saja menimbulkan berbagai pertanyaan. Apakah prototipe benar-benar dapat menggantikan skripsi sebagai indikator kemampuan seorang mahasiswa?, khususnya pada program studi yang bersifat teknis atau vokasional, apakah karya ilmiah masih relevan sebagai penilaian kemampuan teknis?.
“Ada berbagai macam prodi yang mungkin cara kita menunjukkan kompetensinya dengan cara lain. Apalagi yang vokasi, ini sudah sangat jelas, kalau kita mau lihat kompetensi seorang dalam satu bidang yang technical apakah karya ilmiah adalah cara yang tepat untuk mengukur technical skill itu?” ucap Nadiem dalam sebuah acara, Selasa (29/8/2023).
Namun, perlu dicatat bahwa kebijakan ini hanya berlaku bagi mahasiswa tingkat S1 dan D4. Bagi mereka yang mengejar gelar magister (S2) atau doktor (S3), tugas akhir berupa tesis atau disertasi masih menjadi persyaratan wajib. Tugas akhir tersebut tidak lagi harus dipublikasikan di jurnal terakreditasi atau jurnal internasional.
Apa Itu Prototype?
Sebelum kita lebih jauh membahas tentang prototype, mari kita pahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan konsep ini.
Prototype, atau yang dalam bahasa Indonesia kita kenal sebagai prototipe, adalah sebuah bentuk awal dari suatu produk atau proyek. Ini adalah langkah awal dalam pengembangan produk sebelum produk tersebut siap untuk diproduksi dalam skala besar atau dikomersilkan.
Tujuan utama dari penelitian prototype adalah mengumpulkan informasi dari pengguna saat mereka berinteraksi dengan bentuk awal yang di kembangkan. Informasi ini berharga untuk penyempurnaan produk yang sedang dalam pengembangan.
Keuntungan dari Penggunaan Prototype
Penggunaannya memberikan sejumlah keuntungan baik bagi pengembang maupun pengguna potensial. Beberapa di antaranya adalah:
- Memungkinkan pengguna dan tim pengembang untuk berkomunikasi dengan lebih baik. Ini membantu dalam pemahaman awal tentang produk yang sedang kita kembangkan.
- Informasi yang pengguna potensial peroleh mereka gunakan untuk menyempurnakan produk. Hal ini dapat menghasilkan produk akhir yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
BACA JUGA: Skripsi Dihapus, Dede Yusuf Dukung Menteri Nadiem tapi Ada Syarat
Contoh dan Langkah Membuat Prototype
Contoh penelitian prototype sangat bervariasi dan bergantung pada kebutuhan awal yang pengembang temukan dari calon pengguna potensial. Namun, secara umum, langkah-langkah dalam penelitian ini meliputi:
- Pengumpulan Kebutuhan: Tahap ini melibatkan pengumpulan kebutuhan untuk menentukan tujuan pembuatan produk yang melibatkan pengembang dan pengguna.
- Proses Desain yang Cepat: Proses desain berorientasi pada pembuatan awal yang terlihat dari sudut pandang pengguna.
- Membangun Prototipe: Setelah desain selesai, pengembang mulai membuat purwarupa. Rupa awal ini dievaluasi oleh pengguna dan tim pengembang.
- Evaluasi dan Perbaikan: Berdasarkan evaluasi, purwarupa mulai sempurna sesuai kebutuhan pengguna. Hasil akhirnya dapat kamu gunakan untuk merancang produk sesungguhnya yang siap pakai.
(Kaje/Budis)